Saya kagum saja dengan kreativitas orang-orang seperti pemilik akun iklan obat ini, dan sejenisnya. Kalau tayangan iklan di tipi yang menyita waktu pemirsa, membuat kita berpindah saluran, atau mematikan pesawat tipi, bagaimana dengan tulisan pengiklan gelap atau pun terang-terangan yang menyelinap di antara tulisan dengan beragam topik pada umumnya? Saya rasa ini menantang dan menambah beban tanggung jawab pihak Admin Kompasiana untuk mencermati dan memonitornya.
Sekian, semoga pengamatan tak sengaja ini membawa manfaat untuk penyempurnaan sistem pengelolaan Kompasiana. Kita tahu, bahwa Kompasiana adalah ajang berbagi dan membangun relasi sehat, dengan berkreasi dan berekspresi dalam konteks jurnalisme warga.
Sebagai catatan, saat ini hari Senin (21/4) pukul 04.33 wib, saya cek kembali link itu sudah dihapus oleh Admin. Pertanyaan saya, mengapa akun yang bersangkutan tidak di"suspend" meskipun bio datanya jelas bernada jualan, lengkap dengan alamat website, nomor telepon genggam dan pin BB-nya. Postingan terdahulu dari yang bersangkutan masih aman, siap dikunjungi pembaca. Mudah-mudahan, ini bukan kesengajaan dari Admin, bahwa memang dimungkinkan ada iklan dengan format akun Kompasianer. Mohon maaf kalau tulisan ini dianggap tidak proporsional.
Sekian, salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H