Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Membaca Itu Modal Menulis

2 Maret 2015   10:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:17 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ingin menulis namun pikiran buntu? Bacalah sesuatu, buku, majalah, koran, berita di internet, atau bahkan jurnal lama tulisan Anda sendiri.

Writer’s block ada yang menjadikannya kendala atau alasan tidak melakukan kegiatan menulis. Hal ini bisa melanda siapa saja, baik penulis pemula atau penulis dengan banyak karya yang sudah dipublikasikan. Kok tahu kalau penulis berpengalaman juga mengalaminya? Itu karena ada kisah mereka di blog atau terungkap di suatu media.


Lalu apa hubungannya dengan tulisan di sini?
Writer’s block, oleh sebagian penulis tidak diakui kejadiannya. Kata mereka, “Ah itu alasan yang dicari-cari. Mungkin itu hanya kemalasan atau tidak bisa mengatasi kedisiplinan menulis.”


Ada seorang teman yang sangat kuat disiplinnya dalam menulis sebagai kegiatan penting untuk menghasilkan karya. Dia bilang, “Kuakui kadang ada saatnya aku merasa ‘nge-blank’. Seharusnya aku menulis, karena ini jadwal rutin. Target sudah jelas, tema sudah ada. Mendadak kok aku tidak tahu apa yang harus ditulis.”
Teman itu (sebut saja A), melanjutkan ceritanya, “Tapi jangan salah, inilah tantangan yang harus ditaklukkan --- bukan dihindari. Aku punya beberapa cara menyiasati kebuntuan. Kutinggalkan sebentar meja kerja, melongok ke halaman dan bertegur sapa dengan siapa saja yang kujumpai di luar kamar kerja. Bisa juga, kuambil satu atau dua buku dari koleksi di lemari, kubaca acak halamannya, dan “klik” – pikiranku jadi terang dan tamatlah episode otak buntu.”


Membaca memberi asupan materi menulis

Banyak membaca memberikan wawasan baru, memperluas cakupan kemungkinan yang bisa kita tulis, dan memperdalam pengetahuan tentang suatu hal. Ini akan membantuk kita menjadi penulis yang lebih baik, bukan karena kita menjadi peniru dari apa yang kita baca – namun memberikan perspektif yang memperkaya nuansa tulisan kita.

Ini bisa berarti bahwa bila kita membaca buku tertentu, dan secara khusus kita memerhatikan dan mempelajari gaya penulisan seorang pengarang buku dengan genre tertentu, misalnya, maka kita mendapatkan pemahaman tentang genre yang kita tulis.

Membaca dari ahlinya

Seperti pada kebanyakan keterampilan, menulis pun sebaiknya dimungkinkan dengan belajar dari buku yang ditulis oleh maestro. Tentu ini bukan hal mutlak dan satu-satunya cara. Setidaknya, mencermati dan mengalami proses membaca dari buku yang baik, bisa memberikan kontribusi contoh penulisan yang baik.

Ada banyak manfaat membaca buku yang bermutu, atau tepatnya dari penulis yang baik, yaitu dalam hal mencontoh dari orang yang berpengalaman --- misalnya: mempelajari kelancaran menulisnya, pemilihan diksi, pengayaan kosakata, mendapatkan informasi dan pembelajaran baru, mempelajari struktur kalimat yang baik dan benar, mengembangkan daya pikir, dan sebagainya.

Demikian tips singkat tentang menulis kali ini.| @IndriaSalim

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun