Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[100Puisi] Namaku Sadermono

16 Februari 2016   15:54 Diperbarui: 1 November 2018   00:56 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sadermono (bukan nama sebenarnya) | @IndriaSalim

[caption caption="Hidup Jujur dan Sederhana: Penjual Bakso | Foto: Indria Salim"]Maka aku di dunia, jalankan kehendak Allah
Kumengerti bila aku tak selalu paham
Apa yang ada, itu kuterima
Kukenal ibukota karena ayah
Sekolah Dasar kelas lima,
Itu jejak sekolah
Sudah.

***
Di depan masjid Istiqlal, kubantu ayah
Mengadu nasib ‘tuk rezeki halal
Dua ratus mangkok bakso kami jual
Bahagiakan pekerja tak berbekal
Tunaikan hari, melawan himpitan sengal.

***

Aku bukan seorang tamatan sekolah
Entahlah
Umurku bukan sosokku
Kau lebih tua dariku
Karena legam kerutan wajahku
Kau tua dan dewasa
Tak kulihat kau bijaksana
Bermain, bercanda, berdusta
Dan tak suka bekerja
Heranku, engkau kaya dan jumawa
Paman bilang, kau wakili kami
Paman bilang, kau berjaya tersebab kami
Entahlah
Kujual bakso di gang Panjul
Bila mucul Si begajul
Dagangan habis diminta gratis!

***

Dua puluh tahun tidak mudah
Tanpa ilmu, pun ijazah
Istriku tak henti menyesah
Batu sungai di desa, temannya berkeluh kesah
Istriku, aku merindu
Untukmu, aku meninggalkanmu
Sudahkah terima kabar baikku
Pekan lalu usahaku maju
Dua ratus mangkuk bakso kuracik
Itu tidak selalu.

***

Istriku, katakan pada anakku
Ayahnya menabung rindu
Sampaikan senyum dan doaku
Buah hati kekuatanku
Anakku, semata wayangku
Harapan kita merajut asa
Untuk dia, kita bahagia
Bersama.

***

Aku, Sadermono

Sakdremo, itu jalan hidupku
Sakdremo, pelita langkahku
Sakdremo ngadep ing kersaning Allah
Sakdremo. | @IndriaSalim

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun