Setiap harinya manusia tidak lepas dari aktivitas rumah tangga yang pada proses akhirnya barang atau makanan yang kita gunakan menjadi limbah rumah tangga atau bisa juga disebut limbah domestik misalnya membuang sampah, mencuci pakaian, mandi dan lainnya. Limbah inilah yang seharusnya dikelola dengan benar untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan. Sampah yang dibuang sembarangan dan menumpuk tanpa batas waktu itu menjadikan pemandangan yang kurang elok dan menimbulkan potensi buruk terhadap kesehatan kita. Tentu tidak mau dialami oleh anak dan cucu kita bukan.
Dilansir dari situs sipsn.menlhk.go.id di tahun 2019 lalu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI pernah mencanangkan Gerakan Nasional Pilah Sampah Dari Rumah dan setiap 2 kali dalam setahun mengadakan updating dari pelaporan pengelolaaan limbah. Dan terkait sampah rumah tangga dan lingkungan hidup termaktub pada undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden hingga menteri.  Â
Nah, agaknya kita perlu menggalakkan kembali gerakan ini ya, teman-teman pembaca. Kita bisa kok memulai dan membiasakannya dari keluarga sendiri, hal ini memang membutuhkan kerjasama antar keluarga agar program ini terlaksana dengan baik. Berikut yang bisa kita lakukan untuk #MenjagaLingkunganDariLimbahDomestik serta mengelolanya : Â
1. Memilah SampahÂ
Jika tempat tinggal kita terdapat pengelolaan sampah, kita bisa mengusahakan untuk memilah berbagai sampah rumah tangga. Misalnya yang sering kami lakukan adalah memilah botol, gelas dan kaitannya dengan plastik agar bisa didaur ulang oleh orang yang membutuhkan barang tersebut untuk dijadikan produk bernilai seni dan dapat dijual kembali.Â
 2. Menggunakan Tas KainÂ
Siapa diantara kita berbelanja masih menggunakan kantong plastik? yuk, biasakan untuk membawa tas kain atau sejenisnya agar kita bisa mengurangi sampah plastik. Di sisi lain, kita haruslah bijak dalam penggunaan tas tersebut karena jika dibiarkan menumpuk di rumah dan pada akhirnya menimbun sampah baru maka efeknya bisa saja sedikit berpengaruh untuk lingkungan. Perlu adanya kerjasama dengan pihak terkait agar tidak menimbulkan masalah baru pada penggunaan tas kain tersebut. Kami sekeluarga biasanya membawa tas kain sebelum berangkat ke swalayan atau bisa saja di jok kendaraan sudah tersimpan tas kain tersebut dan sebisa mungkin saling mengingatkan untuk selalu membasa tas kain kemanapun kita bepergian sehingga mengurangi penumpukan karena lupa membawa tas tersebut dan terpaksa harus membeli tas kain yang baru.Â
3. Menggunakan Barang BekasÂ
Kita bisa memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai menjadi wadah atau tempat penyimpanan, dengan kreativitas sendiri ataupun dengan melihat tutorial para kreator konten yang tersebar di media sosial. Wadah dari barang bekas bisa menjadi bagus kembali jika kita mau mengusahakan dan belajar untuk berkreasi. Tak ada salahnya mengisi waktu dengan hal-hal berfaedah semacam ini ya, teman-teman pembaca. Â