Sistem pembayaran tunai saat ini menjadi PR bagi pengusaha, di mana banyak sekali kecurangan yang bisa dilakukan oleh karyawan melalui celah ini. Pasalnya, banyak karyawan yang kurang jujur, saat menerima pembayaran tunai tidak dicatatkan, sehingga dana yang diterima tidak masuk ke perusahaan melainkan masuk ke kantong karyawan itu sendiri.
Contohnya saja di bisnis ritel, kasir wajib memberikan struk kepada pembeli, supaya tidak ada celah penggelapan dana melalui meja kasir. Struk berfungsi untuk mencatat transaksi, sekaligus menjadi bukti pembayaran pelanggan dan bukti uang masuk ke perusahaan. Jika struk tidak tercetak, otomatis dana yang dibayarkan oleh pelanggan tidak bisa ditelusuri.
Hal ini bisa juga terjadi pada bisnis lain misalnya travel umrah. Jika bisnis ritel uangnya tidak begitu besar, lain cerita dengan travel. Satu produk paket umrah saja harganya di atas 20 juta rupiah. Setiap hari travel ada transaksi paket, belum lagi yang daftarnya kolektif. Tentu ada banyak transaksi yang memerlukan perhatian khususnya soal pembayarannya.
Transaksi puluhan juta, jika masih menggunakan pembayaran tunai, rawan sekali terjadi penggelapan. Bagaimana bisa terjadi? Mari kita uraikan satu per satu.
PEMBAYARAN TUNAI DI TRAVEL UMRAH RAWAN TIDAK TERCATATÂ
Katakanlah ada seorang calon jamaah yang mendaftar umrah, kemudian membayar DP. Setelah itu, pelanggan tersebut membayar secara mengangsur selama beberapa kali. Jika travel umrah masih menerapkan pencatatan transaksi dan pembayaran secara manual, bisa saja terjadi penyelewengan dana. Transaksi cash rawan tidak tercatat, apalagi jika travel belum memiliki sistem digital travel umrah khusus untuk manajemen travel.
Apalagi travel tersebut sudah memiliki banyak pelanggan, dengan metode pembayaran yang sama seperti contoh di atas. Pembayaran cash yang dicatat secara manual, bisa saja diklaim "hilang" dananya. Iya kalau hanya satu atau dua transaksi, bagaimana jika ada banyak transaksi yang seperti ini?
Travel yang volume penjualannya sudah tinggi, omsetnya bisa milyaran. Maka, "kehilangan uang" beberapa puluh juta tidak akan terasa besar. Namun, kerugian kecil semacam ini bukanlah hal yang semestinya dibiarkan terjadi. Pemilik bisnis yang terbiasa membiarkan kecurangan kecil terjadi, adalah awal dari kehancuran bisnis.
CARA MENGATASI MASALAH PEMBAYARAN PADA TRAVEL UMRAH
Ada yang bisa dilakukan oleh owner travel umrah yang ingin membenahi sistem transaksi dan pembayaran di travelnya, yaitu mulai menerapkan pembayaran digital atau pembayaran cashless di perusahaannya. Penggunaan Virtual Account misalnya, bisa menjadi solusi agar bisa mencatatkan pembayaran di sistem, sehingga tindakan curang seperti tidak mencatat transaksi pembayaran dari jamaah ke travel bisa dihindari.
Penggunaan pembayaran cashless saat ini sudah cukup marak. Untuk bisnis ritel yang transaksinya kecil saja sudah menerapkan, apalagi yang jumlah transaksinya besar seperti travel umrah. Sangat perlu untuk menggunakan sistem digital travel umrah yang mendukung penerapan sistem pembayaran cashless.