1. Punya anak, jangan buru-buru dimasukin ke sekolah mahal apalagi dengan keamanan maksimum.
2. Memang sih, pendidikan itu penting apalagi zaman sekarang, era globalisasi. cas-cis-cus ga cuma pake bahasa ibu, kudu bilingual kadang-kadang malah trilingiual, hehe.
3. Tapi harus lihat-lihat lah, kalau mau masukin anak ke sekolah mahal, yang harus diingat mahal dan aman.
4. Banyak sekolah mahal mensyaratkan, ortu hanya boleh mengantar sampai pintu pagar agar anak bisa mandiri. Begitu ortu antar anak ke sekolah, maka tanggung jawab anak diambil sekolah.
5. Bagus sih konsepnya. Tapi kalau hal seperti itu diterapkan untuk anak TK, ya belum cocok. Apalagi jika penjagaan sekolah supermaksimum.
6. Sebagian ortu yakin, sekolah mahal itu aman karena ada satpam dan kamera pengawas di setiap sudut. emang ngejamin? hehe.
7. Kasus pelecehan seksual di J*S menunjukkan kalau semua itu tidak beguna. Pelecehan seksual terjadi di tempat yang tidak ada cctv, ya toilet. Pintu toiletnya, sebelum diubah, sangat tertutup dari atas sampai bawah. Kalau sekarang separuh doank.
8. Sekolah mahal belum tentu aman, kenapa? karena bisa jadi, sekolah itu jadi tempat yang aman dan nyaman bagi para pedofil. Masih ingat kasus J*S, ortu sudah bayar Rp20 juta per bulan, padahal cuma TK, tapi anaknya malah jadi korban kejahatan seksual.
9. Aman bagi pedofil, karena kalau ortu melaporkan kasus pelecehan seksual di sekolah itu, otomatis mencoreng reputasi sekolah itu. Ga mau dunk, reputasi sekolah rusak karena perbuatan guru itu, makanya sekolah melakukan berbagai upaya agar pelaku tidak terbukti.
10. Sekolah-sekolah mahal juga punya "kekuatan" besar dibaliknya, bisa negara, yayasan, legislator, parpol atau apapun. Sulit menang kalau korban hanya orang biasa, kecuali negara ikut campur kaya kasus J*S.
11. Kembali ke soal guru yang terindikasi pedofil, bisa dengan mudah bisa dikenali rekam jejaknya. Salah satu ciri-cirinya, sering berpindah-pindah untuk mencari mangsa entah sekolah atau negara.