Mohon tunggu...
Indriani aka Indri
Indriani aka Indri Mohon Tunggu... -

Disebut aneh karena gak suka makan durian hehheheee.......

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jangan Menangis Lagi Ibu

28 Oktober 2010   04:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:02 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Termangu menatap wajahnya… Wajah yang dulunya begitu ceria Kini begitu muram tiada gairah Air mata tiada henti membasahi wajahnya Wajah yang nampak semakin menua Iya, kini ia semakin renta Lihatlah….. Tubuh yang dulu begitu indah Kini begitu kuyuh Lemah tiada daya Luka di sekujur tubuhnya kian hari kian parah Bahkan kini mengeluarkan darah dan nanah Lihatlah…. Ia tak kuasa memendam bara dalam dada Berulang kali ia teriak, “tolong jangan siksa aku” Namun telinga – telinga itu seolah tuli Pura – pura tidak mendengar jeritan hatinya Berulang kali ia memasang wajah memelas Seolah ia ingin berkata “tolonglah aku” Namun mata – mata itu seakan buta Pura – pura tidak melihat wajahnya yang mengiba Lihatlah…. Berulang kali tubuhnya bergetar hebat Seolah ingin menumpahkan semua beban berat yang terpendam dalam dadanya Beban hidup yang selama berabad –abad lamanya ia pendam Agar anak cucunya bisa hidup dengan tenang Lihatlah….. Kini ia kembali menangis Menjerit pilu pada anak cucunya Namun sayang…. Anak cucunya hanya bisa diam dan menatap Tak tahu harus berbuat apa Bahkan kedua lengannya pun begitu kaku Tak mampu mengusap air mata di pipi Ibu pertiwi Dalam lirih ia berkata “Jangan menangis lagi ibu” Pray for Indonesia (Hold my hand there are many ways to do it right. Hold my hand turn around and see what we have left behind. Hold my hand my friend, we can save the good spirit of me and you. For another chance and let’s pray for a beautiful world, a beautiful world I share with you. Let’s Pray for Indonesia)  Padang, 28 Oktober 2010 Dari putrimu -indri-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun