Kampung Halaman...
Mungkin kalau surat ini ditulis saat saya jauh dari kampung halaman akan lain ceritanya begitu juga ceritanya saat saya mencoba menulis sebuah surat cinta untuk kampung halaman saya di kampung halaman saya sendiri. Sebagaimana pun banyaknya hal hal yang sering kita temui dak kampung halaman tidak akan merubah rasa saya dan kecintaan kita pada nya. Mungkin agak aneh ya jika kita ingin menitipkan pesan pada Kampung Halaman karena kampung itu benda mati tapi yakinlah bumi ini terlebih tempat kita berpijak ini walau keliatan mati tapi dia hidup karena bumi menyediakan apa yang kita butuhkan tanpa banyak suara atau pertanyaan pada manusia yang mendiaminya tanpa terkecuali kampung halaman kita.
Yang saya yakini saat saya menutup mata sambil kemudian berbicara entah itu dalam hati ataupun berbicara layaknya orang bicara bumi ini mendengar dan merasakan apa yang kita rasakan. Saya sering berbisik pada tanah ataupun saat sujud seakan membisikan sebuah pesan pada nya untuk tetap bertahan ditengah gempuran manusia manusia munafik dan rakus yang selalu melukainya. Kemudian saya bilang boleh kalian marah tapi ingat ada masih banyak juga manusia yang menyayangi mu dan tetap menjaga mu di kampung Halaman saya ini. Tetaplah menjadi asri ditengah keadaan alam yang mungkin saat ini sedang tidak baik baik saja karena di kampung halaman kami ini lah kami bisa hidup tenang damai.
 Sehijau hijaunya kampung halaman orang lain lebih hijau kampung halaman sendiri.karena ia menyediakan apa pun yang kita butuhkan sedari kita kecil karena kampung halaman adalah alam raya hidup yang saat kita lahir menyambut tangisan kita. Jadi bertumbuh lah kampung halaman ku...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H