Kembali atau tidaknya dirimu, tidak lagi penting bagiku.
semua terasa semu, Dirimu yang kuanggap rumah, ternyata mampu menghancurkan dengan hebat.
Meleburkan tanpa suara, membuat hancur semua yang ada.
Kau terlalu egois, membiarkan ku berjalan tanpa arah, maupun tujuan.
Harap-berharap, agar kau datang dengan cahaya, meskipun redup. namun harapan hanyalah harapan, Â kau tak kunjung datang.
harapan yang semakin redup, hilang, bahkan sudah mulai Terlupakan.
benar katamu, hidup akan terus berjalan. meski ada, atau tidak adanya dirimu.
hidup akan terus berputar, bahagia atau tidaknya diriku, itu ada di tanganku. sudah bukan lagi tanggung jawabmu.
perkara rindu, Biarkan waktu yang menjawab. Â Bahkan sampai habis semua rasa.
Tidak perlu menyesalkan bukan? Karena nyatanya aku masih mampu menjalani hidup sampai sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H