Mata indah bagai pualam
Tertutup kabut mendung
Derai yang  menetes dan isak yang teredam
Sesakit itukah memeluk harapan
Bising teriak membayang
Menanti hadirnya sepi
Kejumawaaan akan hal yang tak pasti
Renggut semua hal beserta senyum yang tak lagi berseri
Sesakit itukah sebuah rasa
Tak berbalas tak betuan
Menitip harapan diperaduan
Menghancurkan angan, impian
Bagai mimpi yang tak jua usai
Memaksa bangkit dibalik perih tersayat-sayat
Memeluk segala rasa sakit
Disini kumenghambakan diri
Memohon meminta belas kasih
Rasa yang semakin menggebu
Hingga menunduk dan meminta tidak lagi terasa malu
Demi sebuah rasa kutanggalkan harga diri
Rasa yang kian lama menggerogoti
Rasa yang dengannya aku berharpa mati
Dengan rasa waktu serasa terhenti
Hingga akhir yang tak  berhati
kau  berlalu pergi
Tak  kembali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H