Penghematan BBM Melalui Tidur Berjamaah.... ZZZ %
Selaras dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, maka berdampak pula pada peningkatan konsumsi energi, salah satunya konsumsi BBM kendaraan bermotor. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kendaraan bermotor yang cenderung meningkat dengan pertumbuhan sebesar 11,51 % per tahun,  diikuti pertumbuhan konsumsi BBM 26,35 % per tahun (sumber:BPS). Di negara kita, masalah pokok dari konsumsi energi adalah pemerintah masih menjadikan minyak sebagai energi primer, padahal produksi minyak  semakin menurun.
Dalam rangka turut menekan konsumsi energi khususnya BBM, dan karena penghematan seharusnya menjadi bagian dari pola hidup manusia (lifestyle), secara tidak disengaja ternyata saya ikut berperan juga nih ...melakukan penghematan energi dengan menjadi anggota "jemputan kantor". Mulai berpikir bijak cuy..., jika tidak dimulai dari diri kita sendiri yang memberi contoh, imbauan hanya akan menjadi wacana belaka. Bahkan ada lho kebijakan untuk pegawai di lingkungan pemerintahan tertentu dan di hari tertentu diimbau agar menggunakan angkutan massal (baca:umum).
Sudah empat bulan ini akhirnya saya mendapatkan kenyamanan dan keamanan menggunakan angkutan massal kantor, efisien bingit...tidak stres ngadepin kemacetan di jalan, karena sepenuhnya diserahkan sama nahkodanya...eh supirnya, ditambah cap cus...isi dompet hemat nggak ngeluarin BBM.
Nah...singkat kata, ini dia yang diharapkan semua orang, tidur nyenyak di perjalanan seperti yang dilakukan teman-teman lainnya dalam satu jemputan. Maklumlah orang-orang seperti kami berangkat subuh pulang malam, harus mensiasati istirahat dalam perjalanan, agar sesampainya dirumah lumayan segar bertemu keluarga di rumah. Yah karena kualitas waktu dan hidup yang kami kedepankan bagi buah hati dan pasangan hidup kami masing-masing... , aahay.
Ada kisah menarik yang saya alami, dalam jemputan bus kantor kami ada seorang penumpang ( sebut saja pak pelor ) yang terbiasa tidur dengan mendengkur. Awalnya saya sedikit terganggu, tapi ketika saya tengok kiri kanan, kok teman-teman yang lain malah tersenyum dan dengan tenangnya lama-lama  mereka tertidur. Wah saya baru sadar kalau ini di angkutan umum, musti jaga sikap dan lambat-laun akhirnya terbiasa juga.  Anggap saja sebelum tidur lagi dengerin music life dgn genre hard rock heavy metal.......
Tetapi pada minggu berikutnya, secara tiba-tiba pak pelor menyampaikan perpisahan. Dia bilang mulai bulan depan sudah tidak naik jemputan kantor, karena akan memasuki masa purna bhaktinya (pensiun). Satu-satu disalami oleh pak pelor, dan masing-masing pula menyampaikan salam perpisahan buat dia. Nah tiba pada giliran saya,. Saya sampaikan salam perpisahan dengan ungkapan seperti ini:
"pak, padahal saya baru merasakan tidur berjamaah dgn teman-teman di jemputan ini  "selama 8 hari"....iya pak "selama 8 hari".  Sontak penumpang yang lain menatap saya dengan penuh keheranan sambil mengernyitkan dahi mereka masing-masing, padahal mereka tahu kalau saya sudah 4 bulan ikut jemputan kantor. Melihat respon mereka, saya jadi tertawa lepas dan akhirnya menjelaskan ungkapan saya tadi. Karena naluri hitungan penghematan secara statistik yang lazim saya gunakan dalam dunia kerja saya, maka ungkapan seperti itulah yang keluar dari ucapan saya.
Begini nih saya mulai menjelaskan,
Sepanjang tahun 2015 ini (dari bulan Januari s.d April ) perjalanan pulang pergi dari/ke kantor ditempuh kurang lebih dalam 3 jam per hari. Dalam perjalanan itu saya dan penumpang lainnya tertidur rata-rata selama 2 jam perhari. Ini berarti dalam sebulan hitungannya menjadi 25 hari x 2 jam/hari = 50 jam  tidur di bus jemputan. Nah karena saya baru 4 bulan ikut jemputan, selanjutnya 50 jam/bulan x 4 bulan = 200 jam selama  4 bulan. Dan kalau 200 jam dibagi 24 jam (1 hari = 24 jam), maka kurang lebih hasilnya "8 hari" saya dan teman-teman tidur berjamaah.
O..yayaya akhirnya mereka tersadar dan sibuk menghitung -hitung selama apakah mereka tidur berjamaah di bus jemputan. Ada yang sudah 5 tahun, 10 tahun (bu hebring) , bahkan 15 tahun (pak heboh) ikut jemputan bus kantor kami, dan kalau dihitung-hitung ada yang 250 hari bahkan lebih dari itu tidur berjamaahnya....asal jangan tidur seterusnya...hihi