Mohon tunggu...
Indrie Matrie
Indrie Matrie Mohon Tunggu... Seniman - Pecinta Hujan Pagi, coffee dengan segala ceritanya

Singer, Songs Writer, Handmade Addict, coofee Addict, Poem Writer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta dan Waktu

16 Juli 2020   01:48 Diperbarui: 16 Juli 2020   13:19 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu waktu, ada sebuah pulau dimana semua perasaan hidup disana. Ada Kebahagian, Kesombongan, Kesedihan, Kekayaan, Pengetahuan, dan berbagai hal termasuk Cinta.

Suatu hari, diumumkan kepada semua penghuni bahwa pulau yang mereka tinggali akan segera tenggelam. Maka semua bergegas menyiapkan perahu dan bersiap untuk meninggalkan pulau. Kecuali Cinta! Cuma Cinta satu-satunya yang bertahan dan sama sekali tidak ingin pergi meninggalkan pulau itu.

Ketika pulau hampir tenggelam, akhirnya Cinta memutuskan untuk meminta pertolongan. Karena Cinta tidak ada waktu lagi untuk menyiapkan perahu. Lalu Cinta meminta tolong pada Kekayaan yang memiliki perahu sangat besar. "Kekayaan, apakah kamu mau mengajakku ikut di perahumu?" Kekayaan menjawab "Tidak! Aku tidak bisa membawamu di perahuku. Ada banyak emas dan harta lain yang harus kubawa. Tidak ada tempat lagi kalau kau ikut!"

Lalu Cinta meminta pertolongan pada Kesombongan yang memiliki perahu sangat indah. "Kesombongan, dapatkah kamu menolongku?", Kesombongan menjawab "Tidak Cinta! Tidak bisa! kamu basah dan perahuku nanti bisa rusak dan kotor"

Lalu Cinta mendekati Kesedihan dan meminta bantuannya, "Kesedihan, bagaimana denganmu? apa kamu mau mengajak aku naik perahumu?" Kesedihan menjawab "Oooohh Cinta, saat ini aku sangat sedih, aku tidak mau ada yang mengganggu, aku ingin sendiri".

Kemudian Cinta mendekati Kebahagiaan. Tapi Kebahagiaan sedang gembira hingga tak mendengan suara Cinta yang berulang kali memanggil namanya. 

Tiba-tiba ada suara, "Ayo Cinta, naik perahuku saja" Cinta menengok ke arah suara itu yang ternyata seorang kakek tua. Segera Cinta naik perahuku itu dengan riangnya. Begitu senang dan gembiranya Cinta, hingga dia lupa menanyakan siapa kakek itu. Dan ketika perahu tiba di daratan, kakek itu pergi dengan caranya sendiri. Saat itu Cinta baru menyadari dan merasa berhutang  pada jasa kakek tua itu.

Lalu Cinta mencari tahu tentang kakek tua tadi pada Pengetahuan. "Siapah kakek tua yang tadi menolongku, Pengetahuan?", "Oh itu adalah Waktu" jawab Pengetahuan. "Waktu?? lalu kenapa hanya dia yang menolongku ?" tanya Cinta. Pengetahuan tersenyum dengan penuh arti dan menjawab "Karena hanya Waktu yang memahami, betapa berharganya Cinta!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun