Artikel kali ini diilhami salah satu komentar pada artikel “Masa Subur” yang telah terbit sebelumnya. Ada pertanyaan yang menggelittik tentang bagaimana cara mendapatkan jenis kelamin anak tertentu, entah laki-laki atau perempuan sesuai keinginan pasangan.Secara teori, jenis kelamin anak memang bisa diatur dengan metode yang akan dibahas dalam artikel ini. Namun, bagaimanapun juga, ada campur tangan Allah di dalamnya.Terus terang, saya agak ragu dan bingung memberikan judul artikel ini karena sebenarnya hanya Allah yang menentukan segala-galanya. Kita, sebagai manusia biasa, hanya sebatas berusaha dan berdo’a. Apapun yang diberikan Allah pada manusia, yakinlah hal iu merupakan yang terbaik bagi manusia.
Jenis kelamin (bahasa Inggris = seks = sex) manusia normal ada dua, yaitu laki-laki dan perempuan. Jika ada jenis kelamin yang “tidak jelas”, bisa jadi hal itu merupakan manifestasi suatu kelainan, baik kelainan fisik maupun kelainan kejiwaan. Manusia yang berjenis kelamin laki-laki mempunyai kromosom seks XY sedangkan perempuan mempunyai kromosom seks XX. Perbedaan kromosom ini menyebabkan perbedaan mencolok antara laki-laki dengan perempuan, terutama ciri kelamin primer dan sekunder. Ciri kelamin primer bagi seorang laki-laki adalah mengalami mimpi basah (mengeluarkan sperma) sedangkan bagi perempuan adalah mengalami haid/menstruasi.
Laki-laki, dengan kromosom XY yang dimilikinya, mempunyai dua jenis sel sperma yaitu androsperma dan gynosperma. Androsperma mempunyai karakter yang berbeda dengan gynosperma. Androsperma mengandung kromosom Y sedangkan gynosperma mengandung kromosom X. Bagian kepala androsperma berbentuk meruncing sedangkan bagian kepala gynosperma berbentuk membulat. Gerakan ekor androsperma lebih lincah daripada gynosperma sehingga laju gerak androsperma lebih cepat daripada gynosperma. Akan tetapi, gynosperma lebih tahan asam daripada androsperma sehingga gynosperma dapat bertahan selama 3-4 hari di dalam organ reproduksi perempuan sedangkan androsperma hanya bertahan 1-2 hari saja. Baik androsperma maupun gynosperma ini akan lebih bertahan lama jika kondisi lingkungan cenderung bersifat basa. Padahal, organ reproduksi perempuan cenderung bersifat asam sebagai perlindungan terhadap perkembangan mikroorganisme yang merugikan.
Perempuan biasanya hanya memiliki satu sel telur (ovum) dengan kromosom X, berbeda dengan laki-laki yang menghasilkan jutaan sperma dengan kromosom X dan Y. Ovum hanya dihasilkan satu kali pada setiap periode haid. Pengeluaran ovum dari ovarium inilah yang disebut ovulasi. Ovum ini hanya berumur 24 jam setelah ovulasi, berbeda dengan sperma yang dapat bertahan selama 4 hari. Satu ovum hanya dapat dibuahi oleh satu sperma. Jika satu ovum dibuahi oleh dua sperma maka ovum itu rusak dengan sendirinya. Subhanallah.
Berdasarkan konsep di atas, pasangan suami-istri dapat menentukan jenis kelamin anak mereka dengan cara sebagai berikut.
1.Jika hubungan intim dilakukan 2-3 hari sebelum ovulasi, maka jenis kelamin anak adalah perempuan.
Beberapa jam setelah ejakulasi, androsperma sudah mencapai saluran telur lebih dulu dan siap membuahi ovum. Akan tetapi, pada saat itu belum ada ovum yang keluar. Sekitar 1-2 hari kemudian androsperma sudah mati sehingga hanya ada gynosperma di saluran telur. Ketika terjadi ovulasi, otomatis gynosperma membuahi ovum. Selanjutnya, terjadilah perpaduan kromosom X dari gynosperma dengan kromosom X dari ovum. Hasilnya, terbentuklah zygot berkromosom XX, cikal bakal seorang perempuan.
2.Jika hubungan intim dilakukan satu hari menjelang ovulasi, maka jenis kelamin anak adalah laki-laki.
Pada satu hari menjelang ovulasi, androsperma bergerak cepat menuju saluran telur setelah diejakulasikan . Kemudian gynosperma tiba pula di tempat yang sama. Ketika terjadi ovulasi, androsperma dan gynosperma berlomba untuk membuahi ovum. Androsperma yang mempunyai karakter lebih gesit akan lebih dulu membuahi ovum daripada gynosperma sehingga terjadi perpaduan kromosom X dari ovum dengan kromosom Y dari androsperma. Maka terbentuklah zygot dengan kromosom XY, cikal bakal laki-laki.
3.Jika hubungan intim dilakukan tepat pada hari ovulasi, maka jenis kelamin anak adalah laki-laki.
Jutaan sperma yang diejakulasikan ke dalam vagina berlomba-lomba untuk segera mencapai saluran telur. Androsperma tentu lebih cepat daripada gynosperma karena gerakannya lebih gesit. Ketika androsperma sampai di saluran telur, ovum sudah keluar dan menunggu di sana. Selanjutnya, terjadilah perpaduan kromosom Xdari ovum dengan kromosom Y dari androsperma. Kemudian, terbentuklah zygot berkromosom XY, cikal bakal laki-laki.
4.Jika hubungan intim dilakukan satu hari setelah ovulasi, maka jenis kelamin anak adalah laki-laki.
Peristiwa pembuahannya hampir sama dengan saat-saat ovulasi. Androsperma bergerak mendahului gynosperma sesaat setelah ejakulasi. Ovum yang sudah keluar dari ovarium sudah menunggu sperma di saluran telur. Kemudian terjadilah perpaduan kromosom X dari ovum dengan kromosom Y dari androsperma sehingga terbentuklah zygot XY, cikal bakal laki-laki.
5.Jika hubungan intim dilakukan di luar masa subur tersebut, tidak akan terjadi kehamilan.
Seorang perempuan hanya menghasilkan satu telur pada setiap periode haid, yaitu pada hari ovulasi. Pembuahan (fertilisasi) dapat terjadi jika hubungan intim dilakukan pada masa-masa subur karena pada saat-saat itu ada kemungkinan ovum masih hidup dan bertemu dengan sperma yang hidup. Di luar masa itu, tidak ada ovum hidup yang bisa dibuahi oleh sperma sehingga tidak dapat terjadi kehamilan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H