Beberapa waktu lalu, si bungsu demam tinggi. Suhu tubuhnya mencapai 40,8 derajat. Bayangkan betapa paniknya saya. Sudah diminumkan obat penurun panas, dikompres sampai skin to skin. Tetap si bungsu tidak mengalami penurunan suhu tubuh yang berarti.
Saya sampai pengin nangis karena merasa tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya saya hanya membantunya dengan:
- mengompres dengan air hangat
- sering memeluknya
- diberi minum sedikit tapi sering
- memijat ringan badannya sambil mengoleskan minyak kayu putih
Alhamdulillah menjelang subuh, demamnya menurun. Dia bisa tidur dengan nyenyak.
Sayangnya, suhu tubuhnya kembali naik saat sore hari. Kejadian malam sebelumnya pun berlanjut. Akhirnya keesokan harinya, saya membawa si bungsu ke dokter untuk cek darah. Cek darah negatif DB, tapi ternyata kondisinya drop. Maunya tidur terus, lemas, malas minum dan makan. Akhirnya dia harus opname untuk pemulihan.
Drama selanjutnya adalah saat akan diinfus. Setelah itu kan langsung lanjut masuk kamar rawat inap di RS. Karena kamar yang saya inginkan penuh, maka yang kami dapatkan adalah kamar kelas III. Tempatnya bersih. Satu kamar untuk 8 pasien dan tidak ada tirai pembatas. Sebetulnya cukup nyaman, tapi sayangnya penunggu pasien yang seharusnya satu orang, bisa ada dua atau tiga yang menunggui.
Saya mulai membujuknya dengan membolehkan nonton Boboiboy di Youtub dan main games di Ipad. Lama-lama dia bosan. Saya mulai menidurkannya dengan mengajaknya bercerita dan memijat kaki dan badannya ringan sambil mengoleskan minyak kayu putih kesukaannya. Mulai merasa nyaman dengan kondisi badan dan lingkungannya, akhirnya dia pun tidur nyenyak.