Mohon tunggu...
Indra Agung Putrantoro
Indra Agung Putrantoro Mohon Tunggu... Musisi - Musician | Diploma in Optometry | Undergraduate Student in History Education

Seorang penikmat musik dan sejarah yang santuy, no offense dan jangan terlalu serius dengan tulisan-tulisan dari saya.. Surel : indra.putrantoro@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Position of Wear dan Compensated Power pada Lensa Kacamata

17 Oktober 2024   11:14 Diperbarui: 17 Oktober 2024   11:38 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: https://www.2020mag.com/

Tahukah kamu? Kacamata yang umum sehari-hari kita kenal sebagai alat bantu penglihatan ternyata merupakan satu dari lima penemuan terbesar sepanjang sejarah umat manusia.

Dimulai dari kisah Nero seorang Kaisar dari Romawi abad ke-I masehi yang konon ketika menonton gladiator dari tribun menggunakan batu zamrud hingga lukisan karya Tommaso da Modena dari abad ke-XIV yang menggambarkan seorang Kardinal sedang menulis dan membaca dengan menggunakan kacamata. 

Ternyata didunia lensa kacamata pun para produsen dari berbagai brand raksasa tidak mau kalah dengan terus berlomba untuk menciptakan lensa dimana teknologinya terus saja berkembang dengan berbagai inovasi dan teknologi yang dikembangkan.

Dahulu kacamata dibuat hanya sesederhana bagaimana lensa yang digosok bisa membantu penglihatan pemakainya dapat dengan jelas melihat jauh ataupun membantu ketika membaca tulisan di buku, namun sekarang didalam teknologi desain dan penggosokan lensa sudah mulai memasukan unsur neuroscience dalam pembuatannya.

 Hal ini tentunya berhubungan dengan tantangan penglihatan yang semakin kompleks di era modern ini, dimana penglihatan yang dinamis dengan penggunaan berbagai gadget dan smartphone ikut merubah kebiasaan penglihatan umat manusia lebih dari kebiasaan penglihatan manusia di zaman sebelumnya. Karena fisiologi penglihatan manusia sejatinya terjadi di otak, sedangkan mata ibaratnya hanyalah kamera.

Uniknya isu dan kesadaran tentang position of wear dan compensated power pada penggosokan lensa ini di dunia optik di Indonesia sendiri pun terlihat masih kurang, fenomena ini entah disebabkan karena keterbatasan informasi ataukah karena kekurangan kemauan untuk mencari literasi melihat dunia teknologi yang terus berkembang dan semakin canggih dewasa ini. Namun tulisan saya kali ini tidak sedang membahas tentang fenomena ini.

Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi penggosokan lensa dengan mesin freeform yang dipelopori oleh Zeiss, sekarang lensa yang digosok dengan mesin freeform pun semakin hari semakin menjamur dengan harga yang bervariatif sesuai dengan kualitas dan teknologi yang disematkan didalamnya. 

Walaupun sejujurnya pengertian tentang compensated power ini di pasaran masih sangat ambigu dan mungkin agak sulit dimengerti. 

Saya akan coba menjelaskan tentang compensated power dan korelasinya dengan position of wear ini dengan penjelasan sesederhana mungkin dan sebisa mungkin menghindari perhitungan fisika dan matematika.

Pertama-tama kita harus mengingat kembali terlebih dahulu sifat dasar lensa seperti yang kita pelajari saat masih SD. Lensa cembung atau power plus sifatnya memperbesar bayangan dan mengkonvergensikan cahaya, sedangkan lensa cekung atau power minus sifatnya memperkecil bayangan dan mendivergenkan cahaya. 

Dari konsep dasar ini kita bisa mengetahui ternyata ukuran pada lensa kacamata yang baik tidak sesederhana ukuran resep kacamata dari ophthalmologist atau optometrist lalu diejawantahkan secara langsung kedalam penggosokan lensa kacamata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun