Mohon tunggu...
Indra Agung Putrantoro
Indra Agung Putrantoro Mohon Tunggu... Musisi - Musician | Diploma in Optometry | Undergraduate Student in History Education

Seorang penikmat musik dan sejarah yang santuy, no offense dan jangan terlalu serius dengan tulisan-tulisan dari saya.. Surel : indra.putrantoro@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Misionaris di Sumatera Utara Masa Kolonial

23 Maret 2023   17:16 Diperbarui: 23 Maret 2023   17:29 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://wahananews.co/daerah/mengenang-sejarah-kedatangan-nommensen-di-tanah-batak-/0

Pada awalnya tidak pernah terpikirkan bagi saya menulis artikel tentang Misionaris di Afdeling Bataklanden ini. Namun saat pembagian tema kelompok untuk presentasi mata kuliah Sejarah Lokal saya pun mendapatkan tema tersebut, dan qadarullahnya di pekerjaan pun saya saat ini sedang mendapat tugas melakukan perjalanan dinas luar kota ke Medan.

Sungguh suatu kebetulan yang menyenangkan sehingga saya pun memiliki waktu untuk melakukan riset langsung minimal dengan adanya saya di Medan saat ini saya bisa ngobrol langsung dengan orang-orang di Sumatra Utara dan bagaimana pandangan mereka ataupun bisa bertukar pikiran dengan mereka terlebih dahulu dan tidak melulu hanya berdasarkan dengan membaca jurnal-jurnal ilmiah di internet saja.

Didalam buku karya dari O.L. Napitupulu yang berjudul "Perang Batak: Perang Sisingamangaraja" disebutkan bahwa Sisingamangaraja harus menolak dan mengusir para misionaris yang datang ke afdeling Bataklanden karena para zending tersebut seringkali berusaha memaksakan melakukan pengkristenan kepada orang Batak. Orang Batak sendiri kala itu masih sangat terikat dan memegang teguh aturan-aturan tradisi dan adat yang sudah mengakar dari zaman nenek moyang. Dalam urusan agama pun Orang Batak di kala itu menganut kepercayaan Parmalim.

Selain itu ada paham yang berkembang didalam masyarakat Batak kala itu bahwa orang luar adalah musuh. Suatu paham yang berkembang akibat sering terjadinya perang antar suku baik sesama suku Batak ataupun dengan suku lain seperti Aceh dan Minangkabau. 

Saat itu pun ada kelompok "Islam Puritan" yang disebut dengan kaum Paderi dengan pimpinannya seorang ulama yang bernama Tuanku Nan Renceh yang saat itu on fire melakukan ekspansi besar-besaran dalam menyebarluaskan paham beliau yang ingin memurnikan Islam, melawan bid'ah dan memusnahkan paham matrilineal yang merupakan tradisi Minangkabau. Tuanku nan Renceh pun berusaha keras mengislamkan wilayah-wilayah di tanah Batak dengan jalan pedang.

Pasukan Paderi membantai orang-orang Batak yang enggan menukar kepercayaan mereka dengan agama Islam, bahkan Sisingamangaraja X pun meninggal di tangan pasukan Paderi. Walaupun pada akhirnya ekspansi Paderi di Bataklanden ini gagal, namun mayat-mayat manusia dan hewan seperti kuda korban perang yang berserakan dan membusuk di berbagai tempat pada akhirnya menjadi penyebab munculnya banyak wabah penyakit di tanah Batak yang akhirnya menyebabkan ekspansi Paderi di tanah Batak pun berhenti dan mereka mengalihkan ekspansinya ke arah selatan seperti Sipirok, Angkola dan Mandailing Natal.

Tidak lama setelah pasukan Paderi minggat eh kemudian datanglah dua orang misionaris dari Amerika yaitu Samuel Munson dan Henry Lyman. Trauma dengan ekspansi dan dakwah agama abrahamik sebelumnya yang dilakukan pasukan Paderi, dua orang misionaris Kristen itu pun mereka dibunuh dan kemudian beberapa bagian tubuhnya dipotong-potong dan dimakan oleh raja dan para penduduk lokal.

Beberapa kali misionaris terus dikirim ke Afdeling Bataklanden baik dari agama Katholik seperti dari ordo Jesuit dan ordo Kapusin dan dari agama Kristen (Protestan) misalnya dari Mission Society of England, mereka adalah Richard Burton, Nathaniel Ward dan Evans yang diutus oleh Sir Thomas Stamford Raffles.

Namun tidak ada misionaris yang sesukses misionaris Jerman yang bernama Inger Ludwig Nommensen dari RMG (Rheinische Missionsgesellschaft). Sesuai dengan penjelasan sebelumnya dimana tanah Batak dilanda wabah penyakit yang disebabkan banyaknya mayat-mayat korban perang yang berserakan, Nommensen tidak melulu menyebarkan agama melalui jalan pendidikan namun ujung tombak penginjilannya melalui pelayanan kesehatan.

Bersama sahabat-sahabatnya sesama zendeling dan dibantu penduduk setempat yang telah berpindah keyakinan menjadi Kristen, yang awal mula perjuangannya tidak mendapatkan respon yang baik berangsur-angsur membaik. Terbukti Nommensen berhasil menarik simpati dan membuat orang-orang Batak tertarik berpindah keyakinan ke ajaran agama Kristen. Dengan metoda memberikan pelayanan kesehatan, obat-obatan serta penyuluhan kesehatan secara gratis maka kepercayaan orang-orang Batak terhadap Batakmission pun semakin menguat dalam tempo singkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun