Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, H. Dedi Supandi, S.STP, M,Si. menghadiri sekaligus meresmikan pembangunan Masjid Nur Rohim SMA Negeri 7 Cirebon. Kampus SMAN 7 Cirebon yang terletak di Jalan Perjuangan - Kesambi ini berada dibawah pembinaan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Provinsi Jawa Barat.
Ditengah cuaca yang mendung dan hujan gerimis namun ternyata tidak menyurutkan tamu undangan yang terdiri dari dewan guru, kepala sekolah, pengawas dan perwakilan orang tua siswa untuk menghadiri acara persemian Masjid Nur Rohim. Mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang saat ini masih terjadi semua tamu undangan dalam menghadiri kegiatan ini diwajibkan untuk mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Turut hadir dalam peresmian masjid tersebut Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon, DR. H. Irawan Wahono, M.Pd, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Dra. Hj Ester Miori Dewayani, M.M.Pd., berserta pejabat KCD wilayah X lainnya.
Dalam sambutannya Kepala SMAN 7 Cirebon, Dra Hj. Ety Nur Rochaeni menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Kadisdik Provinsi Jawa Barat yang telah memenuhi undangan keluarga besar SMAN 7 Cirebon ditengah padatnya agenda kegiatan beliau. Kepala SMAN 7 Cirebon juga menyampaikan ucapan terimakasih atas partisipasi orang tua siswa yang begitu semangat dalam membantu proses penyelesaian pembangunan masjid ini.
Sementara dalam laporan panitia pembangunan masjid yang disampaikan oleh Ibu Kepala KCD wilayah X menjelaskan bahwa pembangunan masjid dengan luas 600 meter persegi dan memiliki daya tampung 1200 jamaah ini telah menelan dana sebesar 3,3 miliar. Adapun sumber dana pembangunan masjid tersebut berasal dari bantuan pemerintah Kota Cirebon, orang tua siswa, para alumni dan keluarga besar SMAN 7 Cirebon.
Selama 7 tahun seluruh sivitas akademika SMA Negeri 7 Sangat merindukan kehadiran masjid yang sangat representatif. Pada hari ini akhirnya seluruh warga SMAN 7 bersyukur telah memiliki masjid megah dan menjadi salah satu masjid terbesar di Jawa Barat yang terdapat di lembaga pendidikan setingkat SMA.
Masjid yang menurut Ibu KCD Wilayah X ini mengandung arti cahaya kasih sayangini dibangun sejak tanggal 21 April 2015 lalu. Pada saat itu SMAN 7 belum alih kelola sehingga SMAN 7 Cirebon masih berada dibawah naungan Dinas Pendidikan Kota Cirebon. Pembangunan Masjid Nur Rohim dimulai ketika kepala SMAN 7 Cirebon dijabat oleh Dr, Nendi MM. Sedangkan peletakan batu pertama masjid ini dilakukan oleh DR.H. Wahyo, M.Pd, yang saat itu menjabat Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon.
Panitia pembangunan masjid telah berusaha keras selama 7 tahun mengumpulkan dana untuk menyelesaikan proses masjid ini. Peran kepala sekolah Ibu Dra. Hj Ety Rochaeni sangat besar dalam memotivasi para orang tua siswa, guru dan warga sekolah lainnya untuk segera dapat menyelesaikan pembangunan Masjid Nur Rohim. Kepala sekolah yang juga merupakan Ketua MKKS ini memang dikenal sebagai kepala sekolah yang berdedikasi tinggi dan pekerja keras. Sehingga tak heran pembangunan masjid yang megah ini dapat dikebut dan diselesaiakan dalam lebih kurang 7 bulan pada masa kepemimpinanya.
Dalam arahan dan pembinaan yang disampaikan Kadisdik Jabar mengatakan bahwa keberadaan masjid di lembaga pendidikan memiliki peran strategis. Masjid dapat dijadikan wahana pengembangan Ekstrakurikelur khusus yang terkait dengan rohani Islam (Rohis) Lebih lanjut beliau mengatakan Masjid juga berperan dalam pembentukan karakter dan penumbuhan budi pekerti para siswa.
Karena memang pada dasarnya masjid selain berfungsi sebagai tempat ibadah atau sholat masjid juga mempunyai fungsi sebagai tempat menuntu ilmu dan lembaga sosial yang dapat menumbuhkan jiwa dan keshalehan sosial. Nantinya masjid sekolah akan menjadi wahana dan pusat kegiatan remaja masjid.
Informasi lain yang disampaikan Kadisdik katika memberikan arahannya adalah bahwa para guru akan mendapatkan kesempatan untuk vaksinasi pertama pada minggu ke 3 bulan Maret. Sedangkan pemberian vaksin kedua akan dilakukan pada bulan terakhir pada bulan Juni. Hal ini dilakukan agar pada bulan Juli di tahun ajaran baru akan dapat dilakukan proses pembelajaran tatap muka.