Mohon tunggu...
Indra Wardhana
Indra Wardhana Mohon Tunggu... Konsultan - Managing Director

Bertanggung jawab terhadap pengembangan usaha bisnis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Keraton Kasepuhan -Cirebon Pilar Kemajuan dan Harapan Baru untuk Indonesia

15 Desember 2024   03:29 Diperbarui: 15 Desember 2024   03:29 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Keraton Kasepuhan Cirebon: Pilar Kemajuan  dan Harapan Baru untuk Indonesia" 

Indra Wardhana SE, MSc HSEaud.

Keraton Kasepuhan Cirebon: Pilar Kemajuan SDM dan Harapan Baru untuk Indonesia

Di tengah derasnya arus modernisasi dan globalisasi yang melanda Indonesia, Keraton Kasepuhan Cirebon berdiri tegak sebagai saksi bisu perjalanan sejarah dan penjaga warisan budaya bangsa. Namun, di balik dinding-dinding bersejarahnya yang megah, keraton ini menyimpan potensi besar yang belum sepenuhnya tergali - yaitu sebagai pilar kemajuan sumber daya manusia (SDM) dan pembawa harapan baru bagi Indonesia. Artikel ini akan mengupas secara mendalam bagaimana Keraton Kasepuhan Cirebon dapat berperan aktif dalam pembangunan SDM Indonesia dan menjadi inspirasi bagi kemajuan bangsa di era kontemporer.

Latar Belakang Historis: Keraton Kasepuhan Cirebon, yang berdiri sejak abad ke-15, merupakan salah satu keraton tertua di Pulau Jawa. Didirikan oleh Sunan Gunung Jati, salah satu dari Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, keraton ini memiliki sejarah panjang yang kaya akan nilai-nilai spiritual, kultural, dan intelektual.

Sejak awal berdirinya, Keraton Kasepuhan telah menjadi pusat pemerintahan, kebudayaan, dan pendidikan. Para sultan yang memimpin keraton ini tidak hanya dikenal sebagai pemimpin politik, tetapi juga sebagai cendekiawan dan pelindung seni budaya. Mereka memainkan peran penting dalam mengembangkan berbagai bidang ilmu pengetahuan, dari sastra dan filsafat hingga arsitektur dan pengobatan tradisional.

Selama berabad-abad, Keraton Kasepuhan telah mengalami berbagai fase sejarah, mulai dari masa kejayaan Kerajaan Cirebon, periode kolonial Belanda, hingga era kemerdekaan Indonesia. Meskipun perannya dalam pemerintahan telah berubah seiring waktu, keraton ini tetap menjadi simbol identitas kultural dan spiritual bagi masyarakat Cirebon dan sekitarnya.

Bagian 2: Potensi Keraton Kasepuhan dalam Pengembangan SDM

Warisan Intelektual: Salah satu aset terbesar Keraton Kasepuhan adalah warisan intelektualnya yang kaya. Perpustakaan keraton menyimpan berbagai naskah kuno yang mencakup berbagai bidang ilmu, dari sejarah dan sastra hingga pengobatan tradisional dan astronomi. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk:

  1. Pusat Penelitian: Keraton dapat menjadi pusat penelitian yang menarik minat akademisi dan peneliti dari berbagai disiplin ilmu. Studi mendalam terhadap naskah-naskah kuno dapat menghasilkan wawasan baru yang relevan dengan konteks kekinian.
  2. Pengembangan Kurikulum Lokal: Pengetahuan yang terkandung dalam warisan intelektual keraton dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan lokal, memperkaya pemahaman siswa tentang sejarah dan budaya daerah mereka.
  3. Inspirasi Inovasi: Kearifan lokal yang terkandung dalam warisan intelektual keraton dapat menjadi sumber inspirasi untuk inovasi dalam berbagai bidang, seperti arsitektur berkelanjutan, pengobatan herbal, atau manajemen sumber daya alam.

Pusat Pelatihan Keterampilan Tradisional: Keraton Kasepuhan memiliki tradisi kuat dalam berbagai seni dan kerajinan, seperti batik, ukir kayu, dan seni pertunjukan. Potensi ini dapat dikembangkan menjadi:

  1. Pusat Pelatihan Vokasi: Keraton dapat menyelenggarakan program pelatihan vokasi yang mengajarkan keterampilan tradisional dengan standar modern, membuka peluang kerja baru bagi generasi muda.
  2. Inkubator Bisnis Kreatif: Dengan menggabungkan keterampilan tradisional dan pendekatan bisnis modern, keraton dapat menjadi inkubator untuk usaha kecil menengah (UKM) berbasis budaya.
  3. Pusat Pelestarian dan Inovasi: Keraton dapat menjadi tempat di mana teknik-teknik tradisional dilestarikan sekaligus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pasar kontemporer.

.

Bagian 3: Keraton Kasepuhan sebagai Model Kepemimpinan dan Tata Kelola

  1. Revitalisasi Konsep Kepemimpinan Tradisional: Keraton Kasepuhan dapat menjadi model bagi revitalisasi konsep kepemimpinan tradisional yang relevan dengan konteks modern. Nilai-nilai kepemimpinan seperti kebijaksanaan, keadilan, dan pengabdian pada masyarakat yang telah lama menjadi inti dari filosofi keraton dapat diadaptasi untuk memenuhi tantangan kepemimpinan kontemporer.
  2. Pusat Pendidikan Kepemimpinan: Keraton dapat mengembangkan program pendidikan kepemimpinan yang menggabungkan kearifan lokal dengan teori manajemen modern. Program ini dapat menjadi daya tarik bagi calon pemimpin dari berbagai sektor, baik pemerintahan maupun swasta.
  3. Laboratorium Tata Kelola yang Baik: Dengan sejarah panjang dalam mengelola kompleks keraton dan masyarakat sekitarnya, Keraton Kasepuhan dapat menjadi model tata kelola yang baik. Praktik-praktik terbaik dalam manajemen sumber daya, pelestarian lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat dapat dipelajari dan diterapkan di tempat lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun