Tanggapan Kritis dan Analisis Politik terhadap Sayembara Maruarar Sirait:
Kajian Berdasarkan Teori Politik Modern
Â
Indra Wardhana
Â
Berita mengenai sayembara yang diinisiasi oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait dengan hadiah Rp8 miliar untuk menangkap buronan korupsi Harun Masiku menjadi isu yang menarik perhatian publik. Langkah ini memunculkan berbagai spekulasi tentang niat di baliknya, apakah sebagai pancingan politik atau strategi politik yang terencana. Analisis berikut menggunakan teori politik modern untuk menelaah langkah ini.
Â
1. Perspektif Teori Politik Modern: Legitimasi dan Transparansi
Menurut teori Max Weber tentang legitimasi, kekuasaan yang sah harus didukung oleh kepercayaan publik terhadap integritas pemimpin. Dalam konteks Maruarar Sirait, tindakan menawarkan hadiah yang besar seperti Rp8 miliar tanpa kejelasan sumber dana dapat dianggap merusak legitimasi. Transparansi, sebagai prinsip utama dalam tata kelola modern, menjadi elemen krusial. Publik memiliki hak untuk mengetahui dari mana dana sebesar itu berasal, apalagi jika menyangkut seorang pejabat publik.
Tanpa penjelasan yang memadai, tindakan ini berisiko dianggap:
- Sebagai upaya populisme semata yang tidak berdasarkan prinsip akuntabilitas.
- Melanggar prinsip dasar tata kelola pemerintah yang baik, khususnya dalam pengelolaan sumber daya yang jelas dan bertanggung jawab.