Mohon tunggu...
Indra Wardhana
Indra Wardhana Mohon Tunggu... Konsultan - Managing Director

Bertanggung jawab terhadap pengembangan usaha bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sultan Sepuh Jaenudin II Aria Natareja Raih Gelar Magister Hukum menuju Doktoral Tata Negara

28 November 2024   14:20 Diperbarui: 28 November 2024   14:25 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sultan Sepuh Jaenudin II Aria Natareja Raih Gelar Magister Hukum,

Melanjutkan Amanah Sejarah dan Sunan Gunung Jati

Indra Wardhana

Cirebon, 28 November 2024 -- Sebuah pencapaian monumental telah dicapai oleh Sultan Sepuh Jaenudin II Aria Natareja, pemimpin Keraton Kasepuhan Cirebon. Pada hari ini, beliau berhasil meraih gelar Magister Hukum (MH) dari salah satu universitas ternama di Indonesia. Gelar akademik ini menjadi langkah awal bagi Sultan Sepuh untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang doktoral, dengan fokus pada hukum tata negara. Pencapaian ini tidak hanya menunjukkan komitmen Sultan Sepuh dalam memperdalam pengetahuan, tetapi juga mencerminkan semangat untuk meneruskan amanah yang diberikan oleh pendiri Kesultanan Cirebon, khususnya oleh Sunan Gunung Jati.

*Kesultanan Cirebon dan Amanah Sejarah*

Kesultanan Cirebon memiliki sejarah panjang yang kaya akan nilai-nilai keagamaan, kebudayaan, dan kepemimpinan. Berdiri sejak abad ke-15, Cirebon menjadi salah satu pusat penyebaran Islam di Jawa Barat. Sunan Gunung Jati, yang juga merupakan salah satu Wali Songo, memainkan peran penting dalam perkembangan Kesultanan Cirebon. Ia dikenal sebagai tokoh yang tidak hanya menyebarkan ajaran Islam tetapi juga mengajarkan nilai-nilai moral dan kebijakan yang bijaksana dalam pemerintahan.

Amanah dari Sunan Gunung Jati, yang terkenal dengan pesan-pesan luhur dalam menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat, selalu menjadi pedoman bagi para pemimpin Kesultanan Cirebon. Salah satu pesan yang paling mendalam adalah: "Aku titip tajug (masjid) dan fakir miskin, jangan mengingkari janji. Yang salah tidak usah ditolong. Jangan belajar untuk kepentingan yang tidak benar atau disalahgunakan."

Pesan ini sangat relevan dengan perjalanan Sultan Sepuh Jaenudin II, yang tak hanya berfokus pada kemajuan pribadi, tetapi juga mengemban tanggung jawab untuk masyarakat Cirebon. Sultan Sepuh meyakini bahwa pendidikan dan ilmu pengetahuan bukan hanya untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk memperbaiki keadaan sosial dan memperkuat kerukunan umat. Gelar Magister Hukum yang diraihnya merupakan bagian dari upaya untuk mematuhi amanah tersebut, dengan harapan dapat memberi kontribusi positif dalam menjaga nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

*Penerapan Amanah Sunan Gunung Jati dalam Kepemimpinan Sultan Sepuh*

Dalam pidatonya setelah meraih gelar Magister Hukum, Sultan Sepuh Jaenudin II mengingatkan kembali bahwa sebagai seorang pemimpin, ia harus menjunjung tinggi amanah yang diwariskan oleh Sunan Gunung Jati. "Pesan Sunan Gunung Jati mengenai tajug dan fakir miskin sangat relevan dalam kehidupan saya sebagai pemimpin. Sebagai seorang Sultan, saya tidak hanya bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat, tetapi juga harus melindungi nilai-nilai keagamaan dan kebenaran," ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun