Kelompok Keturunan Belanda Snouck Hurgronje mengajak Buka-bukaan bukti tentang Siapa Sultan yang Syah, Namun justru melakukan Persekusi terhadap pihak Sultan yang syah keturunan Sunan Gunung Jati (Raden Heru Rusyamsi)
oleh : Indra Wardhana SE MSc HSEaud
Jakarta -- Dalam sebuah perdebatan panas terkait klaim siapa Sultan yang sah dari garis keturunan Sunan Gunung Jati, kelompok keturunan Belanda yang terlibat dalam diskusi tersebut awalnya mengajak untuk melakukan buka-bukaan bukti secara terbuka, pada hari Rabu 2 Oktober 2024. Namun, alih-alih menyelesaikan masalah secara damai dan transparan, pihak keturunan Belanda justru melakukan tindakan persekusi terhadap pihak yang diakui sebagai keturunan sah Sunan Gunung Jati, yakni Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja (Raden Heru Rusyamsi). Ketegangan ini muncul setelah beberapa pihak mengklaim gelar Sultan yang memiliki legitimasi turun-temurun dari Sunan Gunung Jati, tokoh pendiri Kesultanan Cirebon yang dihormati sebagai pemersatu masyarakat Jawa Barat.Â
Sultan Sepuh Jaenudin II, yang merupakan keturunan langsung Sunan Gunung Jati, telah diakui oleh banyak pihak sebagai pewaris sah gelar tersebut. Namun, kelompok keturunan Belanda tiba-tiba muncul dengan klaim tandingan yang mempertanyakan legitimasi keturunan Sunan Gunung Jati dan menawarkan untuk mengungkap bukti-bukti historis.Â
Dalam situasi yang seharusnya menjadi ajang diskusi yang sehat, kelompok keturunan Belanda mulai menunjukkan sikap yang bertentangan dengan ajakan mereka untuk membuka bukti. Tindakan intimidasi dan persekusi dilaporkan terjadi, menargetkan Sultan Sepuh Jaenudin II dan pendukungnya. Berbagai bentuk tekanan politik dan sosial dikabarkan dilakukan dengan tujuan untuk meredam klaim Sultan Sepuh Jaenudin II yang berbasis pada bukti sejarah dan silsilah keluarga.Â
Persekusi sebagai Taktik Politik Pengamat politik dan sejarah melihat tindakan ini sebagai bentuk ketidakstabilan pihak keturunan Belanda dalam menghadapi bukti yang dipegang oleh keturunan Sunan Gunung Jati. "Jika mereka percaya bahwa klaim mereka sah, mereka seharusnya memfokuskan diri pada pembuktian yang dapat diuji secara terbuka, bukan melakukan tekanan," ujar seorang pengamat sejarah Indra Wardhana.Â
"Tindakan persekusi ini bisa jadi mencerminkan adanya ketakutan bahwa bukti yang dimiliki keturunan Sunan Gunung Jati, seperti Sultan Sepuh Jaenudin II, mungkin lebih kuat dari klaim mereka sendiri." Banyak yang berpendapat bahwa tindakan kelompok keturunan Belanda yang melakukan persekusi justru memperlihatkan ketidakmampuan mereka untuk mendukung klaim mereka dengan bukti-bukti yang sahih. Ini membuat publik bertanya-tanya, apakah mereka hanya mencoba menghindari kebenaran dengan menggunakan kekuatan politik untuk menekan keturunan sah dari Sunan Gunung Jati?Â
Reaksi Publik dan Tokoh Masyarakat Perlakuan persekusi ini menuai kritik luas dari berbagai kalangan, termasuk tokoh masyarakat dan aktivis yang memperjuangkan keadilan historis. Mereka mengecam tindakan represif yang dilakukan terhadap Sultan Sepuh Jaenudin II dan menyerukan agar konflik ini diselesaikan melalui jalur hukum dan historis yang adil.Â
"Sangat disayangkan bahwa dalam upaya menyelesaikan klaim sejarah yang begitu penting, kelompok keturunan Belanda justru memilih jalur persekusi, bukan jalur diskusi yang transparan," kata salah seorang tokoh Cirebon yang enggan disebutkan namanya. "Kita seharusnya menghormati proses sejarah dan silsilah yang telah diakui secara turun-temurun, bukan memaksakan klaim dengan cara-cara yang tidak adil." Penegakan Hukum dan Penyelidikan Dengan adanya laporan persekusi, masyarakat dan pendukung Sultan Sepuh Jaenudin II mendesak agar aparat penegak hukum segera turun tangan untuk menyelidiki kasus ini.Â
Mereka berharap kasus ini dapat diusut tuntas dan tindakan persekusi dihentikan, sehingga dialog mengenai siapa Sultan yang sah bisa berlangsung dengan damai dan berdasarkan bukti sejarah yang valid. Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja (Raden Heru Rusyamsi) sendiri menyatakan kesiapannya untuk membuka seluruh bukti yang ia miliki terkait silsilah dan warisan Sunan Gunung Jati. Ia menyayangkan tindakan kelompok keturunan Belanda yang lebih memilih jalan persekusi ketimbang pembuktian terbuka.Â