Mohon tunggu...
indra Tranggono
indra Tranggono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

hobi menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Biarkan Puisi Esai Menjalani Kodrat Kulturalnya

10 Desember 2024   10:46 Diperbarui: 10 Desember 2024   17:54 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (KOMPAS.com)

Biarkan Puisi Esai Menjalani Kodrat Kulturalnya
Indra Tranggono
Esais, Cerpenis, Praktisi Budaya

Ada atau tidak ada kontroversi, puisi esai yang digagas dan diperjuangkan Denny JA, terus hadir dan mengalir. Kali ini, 12, 13 dan 14 Desember 2024, di Taman Ismail Marzuki Jakarta (Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin-Teater Asrul Sani) digelar Festival Puisi Esai tingkat ASEAN. Ada baca/pertunjukan puisi esai, seminar, diskusi, penghargaan sastra (derma kata) dan lainnya. Puisi esai, sebagai sebuah genre dan gerakan sastra/budaya, semakin menunjukkan eksistensinya.

Dalam konteks demokratisasi seni, sah-sah saja orang menulis dan mendukung gerakan puisi esai. Itu sama sahnya dengan orang yang menulis dan mendukung puisi imajis, puisi suasana atau sastra yang berkiblat pada estetisme.

Biarkan setiap entitas sastra/puisi berkembang menemukan dunianya demi memberikan makna bagi kehidupan. Yang diuntungkan adalah masyarakat. Mereka jadi punya pilihan yang beragam.

"Kalau saya menulis puisi esai, bukan berarti saya anti puisi jenis lain. Puisi esai, saya anggap sangat terbuka mengakomodasi ide sosial dan estetika. Saya bisa bicara banyak hal. Dari persoalan sosial, politik, isu anti-diskriminasi sampai tema cinta berbalut ketidakadilan. Yang penting, puisi esai selalu terlibat dengan pelbagai persoalan sosial. Tidak steril." Itu pengakuan aktivis demokrasi yang sejak tahun 1980-an menekuni puisi, Isti Nugroho.

Isti pun telah menerbitkan buku antologi puisi esai bertajuk "Negara dalam Gerimis Puisi" (Agustus, 2024). Dan, salah satu puisi esai karya Isti, "Doktrin Sinatra" akan ditampilkan dalam Festival Puisi Esai ASEAN 2004 (13 Desember 2024). Iringan musik yang digarap Agusto Sulistio.

Isti menekankan, puisi esai sangat relevan dengan tantangan para penyair untuk selalu melakukan eksplorasi baik ide maupun estetika. Sebagai media, puisi esai terbuka bagi munculnya berbagai kemungkinan. "Medan garapan puisi, pun jadi semakin luas,"ujar Isti.

Isti hanyalah salah satu contoh. Di luar Isti tentu banyak penyair yang tertarik menulis puisi esai.

Tantangan Kreatif

 Apa saja batasan atau definisi puisi esai? Menurut Denny JA, sebuah karya tulis dapat disebut sebagai puisi esai apabila telah memenuhi empat kriteria. Yaitu (1) sisi batin dan sisi kehidupan kemanusiaan tokoh utama tergambar dengan jelas, (2) tata bahasanya indah dan mudah dipahami, (3) pengalaman batin dan fakta sosial dikemukakan melalui catatan kaki dan (4) menyajikan data dan fakta sosial yang mampu membuat pembaca memahami kondisi tokoh utama dalam cerita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun