Mohon tunggu...
indra Tranggono
indra Tranggono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

hobi menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Seni

Aktivis Demokrasi Pentaskan Teater "The Jongos" Kritisi Oligarki

13 Juni 2024   05:08 Diperbarui: 13 Juni 2024   05:08 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aktivis Demokrasi Pentaskan Teater "The Jongos", Kritisi Oligarki

Oleh Indra Tranggono

Praktisi Budaya dan Esais

 

          Isti Nugroho adalah aktivis demokrasi dan senima yang pernah dipenjara oleh rezim Orde Baru pada tahu7n 1988 karena tuduhan subversif. Kini direktur Yayasan Gunut 49  Jakarta itu sedang menggarap (menyutradarai) pementasan drama bertajuk "The Jongos" yang ditulis sastrawan Indra Tranggono. Rencananya, drama berkonten politik yang berdurasi 90 menit ini akan digelar di Rumah Rakyat Guntur 49 Jakarta  bulan Juli 2024 dan di beberapa :  Yogyakarta, Purwokerto, Ciamis, Magetan dan Surabaya. Pementasan ini hasil kerjasama Guntur 49 dan Dapoer Seni Djogja.

          "Pentas yang melibatkan para aktor senior Yogya ini sekaligus menandai aktifnya kembali Lembaga Kebudayaan Guntur 49 Jakarta. Ke depan kami akan menggelar banyak kegiatan dari sastra, teater, film, rangkaian diskusi politik, filsafat, budaya, ekonomi dan sosial,"ujar Isti Nugroho di tengah kesibukan  latihan mempersiapkan  pementasan The Jongos, di Yogyakarta  beberapa waktu lalu.

          Para aktor yang terlibat: Joko Kamto, Novi Budianto, Eko Winardi dan Isti Nugroho. Tata musik digarap Toto Rahardjo. Tata artistik panggung dikreasi Vincensius Dwimawan dan tata cahaya digarap Wardono (eks Bengkel Teater Rendra).

Mengkritisi Oligarki

          Isti Nugroho, mengatakan alasan memanggungkan "The Jongos" adalah mengkritisi dominasi dan hegemoni oligarki.

          "Oligarki menjadi penentu arah pengelolaan bernegara, di mana eksekutif, legislatif dan yudikatif cenderung tidak berkutik. Begitu pula parpol-parpol. Semua tunduk pada oligarki. Ini sangat membahayakan, karena kedaulatan tidak lagi berada di tangan rakyat," ujar Isti yang juga aktif di INDEMO (Indonesia Democracy Monitoring) pimpinan tokoh Malari Hariman Siregar.

          Dampak dominasi dan hegemoni oligarki, kata Isti, antara lain munculnya pelemahan demokrasi. Demokrasi hanya dijalankan secara prosedural tidak substansial. Karena hanya mementingkan prosedur maka demokrasi hanya dipakai sebagai topeng di dalam pemilu/pilpres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun