Mohon tunggu...
Indra Yadi
Indra Yadi Mohon Tunggu... Penulis - PNS Kementerian yang bisa nulis

“Belajar,berdoa, dan bersyukur”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Disabilitas Harus Tangguh dan Kreatif!

8 Februari 2021   12:32 Diperbarui: 8 Februari 2021   12:48 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

        Covid-19 atau populer disebut virus corona, nampaknya hampir satu tahun berada di sekitar kita, sudah berbagai kebijakan dikeluarkan pemerintah sejak muncul kasusnya pertama kali. Mulai dari kebijakan menggunakan masker saat keluar rumah, menjaga kebersihan tangan sebelum menyentuh makanan, jaga jarak dengan orang lain agar tidak memicu droplet, hingga wajib melaksanakan rapid test saat kegiatan menggunakan pesawat terbang.

Bekerja, tadinya di kantor, adanya covid-19 memaksa untuk adanya pembagian karyawan sesuai divisi dan beban kerjanya. Misalnya, top manajemen hingga manajer HRD, wajib masuk kantor, sementara asisten manajer hingga officer, ditetapkan pola kerja shift. Pun kegiatan belajar mengajar, siswa dan guru menggunakan aplikasi meeting online untuk menunjang aktivitasnya.

            Sebenarnya apa sih covid-19 itu, apakah sejenis flu biasa ? Menurut situs alodokter.com, covid-19, kemudian disebut Infeksi coronavirus merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus corona dan menimbulkan gejala utama berupa gangguan pernapasan. Lanjut mengenai gejala dari virus corona, yaitu sesak napas, nyeri tenggorokan, bersin, dan batuk kering. Itu baru identifikasi pertama, nah jika telat ditangani, timbul demam tinggi, nyeri dada, bahkan jika di tubuh kita ada penyakit serius, misalnya TBC, dan hipertensi. Tambah berat untuk bisa sembuh, sebab hingga awal 2021, covid-19 belum ada obatnya.

Bicara mengenai dampak covid-19, yaitu kita diharuskan menjaga jarak satu sama lain paling tidak satu setengah meter, dan senantiasa memakai masker untuk mencegah percikan air dari pernapasan dan liur seseorang dengan lainnya, hinggap di kulit.

            Lho, memangnya percikan itu berbahaya, kan hanya air ? dikutip dari laman kompas.com  Saat batuk atau bersin, ribuan hingga jutaan kuman dapat terbang ke udara. di dalam paru-paru tubuh kita terdapat setengah liter cairan. Begitu batuk atau bersin, lendir tersebut keluar berupa percikan cairan yang dipenuhi kuman. Semprotan percikan cairan mengandung kuman ini dapat terbang ke udara. Tetesan percikan mengandung kuman dari bersin atau batuk tersebut lantas dapat terhirup secara langsung dari orang yang berada di sekitar kita. Sebagian kuman dalam droplet juga bisa bertahan di udara sampai beberapa saat. Percikan cairan dari saluran pernapasan juga bisa bertahan di permukaan benda-benda sampai beberapa jam, bahkan hari.

Nah, dampak dari percikan pernapasan dan liur berbahaya, jika dibiarkan. Maka dari itu, perlu pencegahan dengan mengikuti saran yang sudah dipaparkan sebelumnya.

Covid-19 dan Penyandang disabilitas 

 

Virus corona telah menelan korban sebanyak 97.464.094 di seluruh dunia, sebagian penderitanya adalah penyandang disabilitas! Bagaimana bisa? Begini, wabah yang berasal dari propinsi Wuhan, China ini, sebenarnya belum ditemukan kasus nyata, namun sisi ekonomi, kelompok ini paling terasa dampaknya. Kementerian Sosial sebagai lembaga berwenang terhadap masalah ini, melakukan upaya pencegahan dengan menerbitkan surat edaran tentang pedoman penanganan dan pencegahan melalui balai-balai rehabilitasi sosial dan OPD (Organisasi Penyandang Disabilitas) sejak awal kasus covid-19 teridentifikasi.

Sebenarnya, penyandang disabilitas itu jenisnya bagaimana? Menurut UU No. 8 Tahun 2016, penyandang disabilitas dibagi menjadi empat kategori, yaitu 1. Disabilitas fisik, 2. Disabilitas intelektual, 3. Disabilitas mental, 4. Disabilitas sensorik,. Pun dilihat dari keadaan disabilitasnya, terbagi dua, yaitu 1. Tunggal, 2. Ganda.

            Kementerian sosial pun melakukan upaya pelaksanaan perlindungan dan jaminan sosial berupa jaringan pengaman sosial (JPS) dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan bantuan yang sudah terdaftar dalam kelompok PKH (Program Keluarga Harapan).

Sementara itu, pihak sekolah merasakan kendala pembelajaran yang dihadapi oleh peserta didiknya. Terutama penyandang disabilitas ganda, kendala itu adalah, tidak dapat melakukan kegiatan belajar secara daring. Kepala sekolah SLB Rawinala, Budi Prasojo, dikutip dari wartaekonomi.com, selama pandemi, kelompok disabilitas menghadapi berbagai kendala pembelajaran. Pihaknya menangani anak disabilitas ganda, setiap anak memiliki hambatan lebih dari satu disabilitas.

"Proses pembelajaran di tengah pandemi Covid-19 dilakukan dengan mempersiapkan pendampingan bagi orang tua mereka," kata Budi.

Budi juga menjelaskan tentang tugas yang harus dilaksanakan orang tua dengan menggunakan tes analisis tugas, instrumen, dan home visit ke peserta didik dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Demikian pemaparan tentang kendala pembelajaran yang dihadapi oleh penyandang disabilitas, meskipun contohnya adalah disabilitas ganda.

            Bagaimana cara bergaul atau berinteraksi dengan penyandang disabilitas, terutama disabilitas ganda? Biasanya, orang lain yang fungsi organnya baik sering menganggap sama kondisi dengan mereka, sehingga muncul anggapan seperti : "ah, gini aja gak becus!", "wah, masa sih!?" dan anggapan lain yang menurunkan percaya diri penyandang disabilitas. Dikutip dari situs kemdikbud.go.id, bahwa amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2018, yaitu negara menjamin kelangsungan hidup setiap warga negara dan mewujudkan kesamaan hak dan kesempatan bagi penyandang disabilitas tanpa diskriminasi. Adapun cara interaksi terhadap penyandang disabilitas berbeda-beda, disesuaikan dengan tingkat disabilitasnya. Berikut ini pemaparan cara interaksi dengan disabilitas, berdasarkan Undang -- Undang nomor 8 tahun 2016.

  • Penyandang disabilitas fisik

Disabilitas ini terjadi karena terganggunya fungsi gerak, diantaranya : lumpuh, celebral palsy, amputasi, dan paraplegia. Cara interaksi dengan mereka,

 

1a. Komunikasi dan bicarakan dengan yang bersangkutan mengenai pendampingan dan bantuan. Jangan mengambil tindakan sendiri, karena bisa berbahaya.

1b. Saat berbicara dengan paraplegia, dan lumpuh, bungkukan badan dan pandangan sejajar dengan mata. 

1c. Pun berbicara dengan amputasi dan celebral palsy, pandangan sejajar dengan mata.

1d. Jika ada pendamping, tetap berbicara dengan yang bersangkutan. Mohon untuk tidak mengalihkannya.

  • Penyandang disabilitas sensorik netra
  • Disabilitas ini terjadi, karena kehilangan atau terbatasnya indera penglihatan, sehingga dalam berkomunikasi mengoptimalkan indera penciuman, perabaan, dan pendengaran. Cara interaksi dengan mereka,
  • 2a. Sentuhkan bagian telapak tangan kita kepada lawan bicara, sambil menyebutkan nama.
  • 2b. Tanyakan dulu, apakah memerlukan bantuan kita dan infokan pada lawan bicara, bahwa akan meninggalkannya.
  • 2c. Saat mendampingi lawan bicara, biarkan ia memegang kita.
  • Penyandang disabilitas sensorik rungu wicara
  • Disabilitas ini terjadi akibat kehilangan atau terbatasnya fungsi pendengaran dan wicara, dalam berkomunikasi memakai bahasa isyarat atau tulisan. Cara interaksi dengan mereka,
  • 3a. Sentuhan ringan, salam, dan sapa kepada lawan bicara.
  • 3b. Berbicara dengan pandangan wajah ke arah lawan bicara, tidak kepada penerjemah.
  • 3c. Jika lawan bicara belum memahami bahasa isyarat, usahakan gerak bibir kita terlihat jelas dan sedia alat tulis.
  • 3d. optimalkan penggunaan ekspresi wajah dan gestur.
  • 3e. saat pandemi, gunakan masker wajah yang terlihat bagian bibir.
  • Penyandang disabilitas mental
  • Disabilitas ini terjadi adanya gangguan fungsi pikir, emosi, dan perilaku, atau adanya hambatan dalam interaksi sosial. Cara interaksi dengan mereka,

            4a. Berbicara langsung dengan pandangan wajah ke arah lawan bicara.

            4b. Gunakan kosakata sederhana, petunjuk gambar, dan tidak baby talk.

            4c. Menanyakan hal-hal tertentu yang wajib diketahui sebagai pendamping.

Demikian pemaparan tata cara interaksi dengan penyandang disabilitas agar nyaman dan dipandang penting di masyarakat.

            Manusia diciptakan berbeda-beda baik dari segi fisik maupun potensi kemampuan, pun dengan penyandang disabilitas. Memang, kategori ini memiliki keterbatasan tapi jika difasilitasi apa yang menjadi hambatannya, kemampuan mereka dapat melebihi non disabilitas! Alat bantu apa saja yang melancarkan penyandang disabilitas untuk beraktivitas, selain alat bantu gerak, dan bahasa isyarat? Begini pemaparannya,

  • Wheelchair lever drive untuk paraplegia
  •  Bagi pengguna kursi roda mandiri, melakukan perjalanan jarak jauh dengan kursi roda, bisa cukup melelahkan.

  • Wheelchair lever drive merupakan alat yang dapat diadaptasi pada semua jenis kursi roda.

  • Hal yang menarik bahwa alat ini memiliki fitur pengereman, fitur untuk bisa mundur kebelakang, dan fitur untuk maju tentunya'

  • Aplikasi text to speech bagi disabilitas netra
  • Siapa yang tidak tahu "text to speech"?

  • Dengan sebuah aplikasi atau software text to speech, kamu bisa mengetik sejumlah kalimat dan meminta komputer atau smartphone untuk membacakannya, seperti layaknya orang berbicara.

  • Biasanya, teks to speech digunakan karena kebutuhan masyarakat dalam proses pembuatan video tutorial (sebagai narasinya), juga video presentasi biasa. Dengan text to speech, kamu juga bisa belajar bahasa Inggris atau asing lainnya dengan mudah.

  • Text to speech yang kini sudah ditanamkan dalam smartphone dan komputer, masih belum menyajikan bahasa Indonesia ke dalam salah satu bahasa text to speech. Kabar baiknya, ini berfungsi juga untuk ikuti pembelajaran daring, lho
  • Signteraktif
  • Signteraktif adalah aplikasi karya anak bangsa untuk memudahkan sahabat tuli. yaitu, agar memudahkan mereka dapat berkomunikasi dengan orang lain. Aplikasi ini mengandalkan telepon video. Jika sahabat tuli tertarik bisa memperolehnya di Play Store. Aplikasi itu terhubung dengan 14 ahli bahasa isyarat. Melalui sambungan telepon video penyandang tuli dan bisu bisa berkomunikasi langsung dengan ahli bahasa, supaya pesan yang ingin disampaikan bisa dipahami lawan bicara penyandang disabilitas.

Itulah pemaparan mengenai alat bantu bagi penyandang disabilitas, walaupun ada sebagian masih impor dari luar negeri. Tetapi, dapat dijadikan inspirasi bagi pihak terkait yang fokus dengan kemandirian disabilitas.

Sholat jum'at online di masa Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat 

 

Masa pandemi, membuat masyarakat semakin kreatif. Salah satunya, ide sholat jum'at secara live streaming, tetapi bagaimana hukumnya? Dikutip dari detik.com Menurut Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Dr H Hasanuddin AF, MA, ada banyak pendapat yang menjelaskan hukum sholat live streaming. Salah satu hal yang patut diperhatikan saat sholat berjamaah adalah barisan atau saf.

"Yang namanya sholat berjamaah, barisan atau saf tidak boleh terputus meski jamaah meluber ke luar. Ketika ada sungai yang memutus barisan sholat jamaah maka ibadahnya tidak sah. Ini yang harus diperhatikan dalam sholat live streaming,"

Berdasarkan pemaparan tokoh diatas, memang harus dilakukan berjamaah, paling tidak tiga orang baru bisa. Tetapi, jika dikaitkan dengan disabilitas. Ini tidak ramah, karena terbatas alat bantu seperti, layar datar untuk sahabat tuli, dan barisan untuk pengguna kursi roda.

Aktivitas pembelajaran siswa disabilitas mental 

 

Pembelajaran jarak jauh bagi anak disabilitas mental berbeda dengan anak berkebutuhan khusus lainnya. Untuk itu, guru harus berupaya menciptakan pembelajaran bagi peserta didik tunagrahita yang notabene memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata.

Ada dua opsi sistem pembelajaran yang ditawarkan kepada orang tua peserta didik, yaitu pembelajaran secara daring dan luring.

Pembelajaran daring diberikan kepada peserta didik yang memiliki fasilitas memadai dan kesiapan orang tua meluangkan waktu untuk membimbing putra/putrinya mengikuti pembelajaran daring. Namun, sebelumnya guru membuat kesepakatan terlebih dahulu bersama orang tua. Mulai dari penetapan jadwal, materi, pakaian yang digunakan, lama pembelajaran, aplikasi/alat komunikasi yang digunakan, dsb.

Dalam pelaksanaan PJJ bagi anak disabilitas mental, guru dan orang tua harus sabar menunggu peserta didik siap belajar. Selain itu, guru pun menunggu waktu luang orang tua mengajar putra/putrinya. Sedangkan pada sistem pembelajaran luring, guru harus membuat persiapan, tugas serta langkah-langkah pembelajaran yang memudahkan orang tua membimbing putra/putrinya belajar di rumah. Selain itu, guru juga dapat membuat video pembelajaran. Adapun materi yang diberikan kepada peserta didik harus menyangkut semua kompetensi inti, dimana kurikulum yang diberikan harus disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Mekanisme pemberian tugas tersebut bisa dengan guru yang mendatangi rumah peserta didik untuk satu minggu ke depan atau orang tua yang menghubungi guru di sekolah mengambil tugas untuk putra/putrinya. Namun, sesekali guru berkeliling membimbing peserta didik belajar di rumah.

Pandemi covid-19 memang berdampak ke segala aspek kehidupan masyarakat, termasuk bagi penyandang disabilitas, oleh karena itu perlu dukungan dari orang -- orang terdekat agar mereka tetap tangguh dan mandiri menjalani hidup. Langkah yang seperti apa jika ada mereka di bagian keluarga kita?

  • Berbicara wajar dan tidak membentak
  • Hindari mengambil tindakan sendiri, jika tidak diminta
  • Berdiri sejajar dengan pandangan wajah, ajak bicara seperti biasa
  • Jika ada potensi bahaya pada aktivitasnya, tawarkan bantuan sambil diberi pengertian.

Penulis : Indrayadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun