Mohon tunggu...
Indra Yadi
Indra Yadi Mohon Tunggu... Penulis - PNS Kementerian yang bisa nulis

“Belajar,berdoa, dan bersyukur”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Disabilitas Harus Tangguh dan Kreatif!

8 Februari 2021   12:32 Diperbarui: 8 Februari 2021   12:48 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara itu, pihak sekolah merasakan kendala pembelajaran yang dihadapi oleh peserta didiknya. Terutama penyandang disabilitas ganda, kendala itu adalah, tidak dapat melakukan kegiatan belajar secara daring. Kepala sekolah SLB Rawinala, Budi Prasojo, dikutip dari wartaekonomi.com, selama pandemi, kelompok disabilitas menghadapi berbagai kendala pembelajaran. Pihaknya menangani anak disabilitas ganda, setiap anak memiliki hambatan lebih dari satu disabilitas.

"Proses pembelajaran di tengah pandemi Covid-19 dilakukan dengan mempersiapkan pendampingan bagi orang tua mereka," kata Budi.

Budi juga menjelaskan tentang tugas yang harus dilaksanakan orang tua dengan menggunakan tes analisis tugas, instrumen, dan home visit ke peserta didik dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Demikian pemaparan tentang kendala pembelajaran yang dihadapi oleh penyandang disabilitas, meskipun contohnya adalah disabilitas ganda.

            Bagaimana cara bergaul atau berinteraksi dengan penyandang disabilitas, terutama disabilitas ganda? Biasanya, orang lain yang fungsi organnya baik sering menganggap sama kondisi dengan mereka, sehingga muncul anggapan seperti : "ah, gini aja gak becus!", "wah, masa sih!?" dan anggapan lain yang menurunkan percaya diri penyandang disabilitas. Dikutip dari situs kemdikbud.go.id, bahwa amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2018, yaitu negara menjamin kelangsungan hidup setiap warga negara dan mewujudkan kesamaan hak dan kesempatan bagi penyandang disabilitas tanpa diskriminasi. Adapun cara interaksi terhadap penyandang disabilitas berbeda-beda, disesuaikan dengan tingkat disabilitasnya. Berikut ini pemaparan cara interaksi dengan disabilitas, berdasarkan Undang -- Undang nomor 8 tahun 2016.

  • Penyandang disabilitas fisik

Disabilitas ini terjadi karena terganggunya fungsi gerak, diantaranya : lumpuh, celebral palsy, amputasi, dan paraplegia. Cara interaksi dengan mereka,

 

1a. Komunikasi dan bicarakan dengan yang bersangkutan mengenai pendampingan dan bantuan. Jangan mengambil tindakan sendiri, karena bisa berbahaya.

1b. Saat berbicara dengan paraplegia, dan lumpuh, bungkukan badan dan pandangan sejajar dengan mata. 

1c. Pun berbicara dengan amputasi dan celebral palsy, pandangan sejajar dengan mata.

1d. Jika ada pendamping, tetap berbicara dengan yang bersangkutan. Mohon untuk tidak mengalihkannya.

  • Penyandang disabilitas sensorik netra
  • Disabilitas ini terjadi, karena kehilangan atau terbatasnya indera penglihatan, sehingga dalam berkomunikasi mengoptimalkan indera penciuman, perabaan, dan pendengaran. Cara interaksi dengan mereka,
  • 2a. Sentuhkan bagian telapak tangan kita kepada lawan bicara, sambil menyebutkan nama.
  • 2b. Tanyakan dulu, apakah memerlukan bantuan kita dan infokan pada lawan bicara, bahwa akan meninggalkannya.
  • 2c. Saat mendampingi lawan bicara, biarkan ia memegang kita.
  • Penyandang disabilitas sensorik rungu wicara
  • Disabilitas ini terjadi akibat kehilangan atau terbatasnya fungsi pendengaran dan wicara, dalam berkomunikasi memakai bahasa isyarat atau tulisan. Cara interaksi dengan mereka,
  • 3a. Sentuhan ringan, salam, dan sapa kepada lawan bicara.
  • 3b. Berbicara dengan pandangan wajah ke arah lawan bicara, tidak kepada penerjemah.
  • 3c. Jika lawan bicara belum memahami bahasa isyarat, usahakan gerak bibir kita terlihat jelas dan sedia alat tulis.
  • 3d. optimalkan penggunaan ekspresi wajah dan gestur.
  • 3e. saat pandemi, gunakan masker wajah yang terlihat bagian bibir.
  • Penyandang disabilitas mental
  • Disabilitas ini terjadi adanya gangguan fungsi pikir, emosi, dan perilaku, atau adanya hambatan dalam interaksi sosial. Cara interaksi dengan mereka,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun