Geliat Mentari, gerakan tubuhku pagi ini
dan secerah harapan itu datang lagi menghampiri
Awan -- awan kapas berpumpun menyajak langit pagi nan elok
Sedangkan kau gigih mematung mencapai mimpi -- mimpi
Layaknya hawa yang mendamba buah khuldi
Pagi, lembaran kertas dan pena -- penaku yang tak mau berhenti menulis
"Tentang Perempuan yang ingin bercerita"
Ia bukan ingin berbagi masalah, tapi hanya senang saat ada yang mendengarnya
Meski kuat berjuang sendiri, perempuan butuh teman untuk menggapai mimpi
Walau di anggap makhluk yang lemah, perempuan mampu menunjukan kekuatannya
Ketahuilah
Sesulit apapun perempuan untuk di mengerti
Satu hal yang pasti;
"mereka tidak layak untuk di kasari"Karena ia tidak diciptakan dari tulang kepala, untuk menjadi pemimpin
Tidak pula di ciptakan dari tulang kaki, untuk di injak -- injak
Tidak pula diciptakan dari tulang tangan,
untuk di pukuli dan di aniayaya
Namun ia di ciptakan dari tulang rusuk yang mengelilingi hati, "untuk di cintai dan di sayangi"
Karena ia tercipta dari tulang rusuk yang paling lengkung, yang jika di luruskan,
maka ia akan patah
Tetapi, jika dibiarkan ia akan melengkung selamanya
Maka hendaklah kalian memperlakukan perempuan sebaik -- baiknya
Pagi itu, sebuah pesan untuk laki -- laki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H