Nipah yang memiliki nama latin Nypa fruticans W. adalah tumbuhan famili Arecaceae (palem/palma) yang dikelompokkan dalam ekosistem hutan mangrove, biasanya tumbuh di lingkungan hutan bakau di perairan payau atau daerah pasang surut air laut. Nipah adalah sumber daya hasil hutan non kayu yang memiliki nilai ekonomi prospektif karena hampir semua bagian tumbuhan dapat dimanfaatkan, tetapi potensinya masih kurang dimaksimalkan bahkan cenderung ditinggalkan. Siapa sangka ternyata seluruh bagian tumbuhan ini dapat dimanfaatkan, bahkan beberapa bagiannya berkhasiat sebagai obat-obatan. Dimulai dari bagian akarnya, ternyata menurut penelitian Radam dan Purnamasari (2016), akar dari nipah dapat digunakan sebagai obat sakit gigi dan sakit kepala. Bagian pelepahnya dapat dijadikan sebagai kertas kesenian (Dewi et al., 2015), papan serat berkerapatan sedang (Roliadi et al., 2012), sedangkan pelapah yang muda dapat digunakan sebagai obat herpes (Siregar, 2012), obat sakit perut, diabetes, penurun panas dalam (Putri et al., 2013). Tulang daun atau lidinya dapat dijadikan sebagai sapu lidi, keranjang, tikar, dan topi. Daunnya dapat dijadikan sebagai atap rumah, daun mudanya digunakan untuk pembungkus rokok (Siregar, 2012), serta sebagai sumber antioksidan dan antibakteri (Putri et al., 2013). Nira hasil sadapannya dapat digunakan untuk membuat gula sirup (sukrosa), tuba (bir lokal Filipina, semacam tuak), cuka, alkohol/etanol. Daging buahnya dapat dikonsumsi secara langsung dalam keadaan segar (Siregar, 2012), dijadikan tepung (Fatriani et al., 2011), selai (Mulyadi et al., 2015), koktail (Ristiyana, 2013), manisan kering, dan manisan basah (Radam, 2009). Penelitian terbaru juga menyatakan bahwa buah nipah dapat dijadikan sebagai sumber galaktomanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dimana harganya mencapai US$ 26,75 atau Rp 250.000 per 250 mg ekstrak berkadar 85% (Barlina, 2015). Dengan beragam manfaatnya maka layak jika tanaman nipah ini mendapatkan julukan "the new tree of life".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H