Mohon tunggu...
indra hermawan
indra hermawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyair Palsu

👬 PENYAIR PALSU✍, Silahkan berkunjung ke * My Blog https://indrapuisi.blogspot.ae/?m=1 My Youtube https://m.youtube.com/channel/UC3lE3SabSULuYh8JLxtGsRg

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ihram, Pengalaman Spiritual

23 Maret 2019   11:05 Diperbarui: 23 Maret 2019   11:43 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bersuci, mandi  dan memakai wewangian
Dua lembar kain dipakai secara idtiba
Siang itu kami menuju masjid Bir Ali
Shalat sunat ihram dan mengambil miqat
Di dalam bus kami bersama membaca niat umrah
*
Sepanjang perjalanan bacaan talbiyah mengalun menggetarkan hati, menyatukan jiwa dan raga dalam asma keagungan Allah
"Labbaika Allahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik, inal hamda wanni'mata laka wal mulk, laa syarika laka"
*
Ketakjuban, kedamaian dan ketenangan kembali terasa saat diri memasuki Masjidil Haram
Bangunan agung yang selama ini hanya tersirat dalam mimpiku
Kini aku menginjakan kaki disini
Aku datang padaMu ya Allah
Aku memenuhi panggilanMu
*
Disana telah banyak orang-orang yang beritikaf dengan khusyu
Mereka shalat dan mengaji
Mereka menghamba dan bertasbih
*
Ka'bah masih sangat ramai dengan riuh gelombang manusia
Tepat jam dua malam kami memulai tawaf
Berdesakan, terinjak, terdorong, terhimpit menjadi lumrah bagi setiap jama'ah
Tak ada kata marah atau menggerutu, karena diri hanya mengharap ridha dari Allah semata
*
Tujuh putaran menjadi tujuh penawar yang menambah keimanan
Meninggalkan gemerlap tahta, diri hanya berkain ihram membawa hati suci
Tujuh gelombang diri adalah cerminan dari hari, langit dan penciptaan
Hamba-hamba memanggil ampunan sang kuasa
Mengucap bait-bait doa
Penuh pengharapan di Hijr Ismail, rukun yamani, multazam dan teriakan, "Bismillah Allahu akbar", di depan Hajar Aswad adalah penghayatan manusia pada kemuliaan Allah
*
Selesai tawaf kami berdoa dan shalat sunah
Hamba menangis dalam kehinaan diri
Hamba mengakui keburukan sifat atas dosa-dosa yang terus diperbuat
Tetapi selalu berharap untuk terus dikasihi
*
Sejenak lalu kaki melangkah ke bukit Shafa
Disini orang-orang berkerumun untuk sa'i
Bukit Shafa dan Marwah menjadi hingar dengan sungai manusia
Jalur yang dulu dilalui Siti Hajar mencari sumber air untuk anaknya Ismail yang kehausan
Kini jalur panjang yang dipenuhi doa-doa anak manusia yang memenuhi langit-langit ruang ini
*
Tahallul pukul empat pagi terasa lega di hati
Diri terasa bersih kembali
Aku melihat wajah-wajah mereka
Semua tawadu dalam pengharapan
Semua ingin dekat dengan tuhannya
Semua ingin mencintai Allah dengan sepenuh hati

https://indrapuisi.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun