Mohon tunggu...
indrawa
indrawa Mohon Tunggu... Editor - Reader

Baca yg menarik dibaca

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gita Wirjawan The Next RI-1?

7 Mei 2012   00:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:37 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Gita Wirjawan, sumber foto: Google

Gita Wirjawan, mungkin nama ini sedikit asing dikalangan orang banyak, tetapi untuk kalangan Cikeas pasti mengenal dengan baik sosok ini. Terdengar kabar kalau SBY telah menyiapkan Gita Wirjawan untuk maju di pilpres 2014. Kenapa SBY usung Gita? Alasan SBY sangat pragmatis dan realistis. Kita semua tau kebanyakan rakyat Indonesia lebih menyukai figur capres muda, ganteng, dan enak dilihat. Gita itu, kaya raya, profesional, enak dipandang, cerdas (Harvard Public Administration), rendah hati, visi global, dst.

Mengenai popularitas? Bukan masalah berarti, dengan "kekuatan" uang bisa jadi senjata. Hanya butuh waktu 6-9 bulan untuk mendongkrak popularitas GW. Jika GW jadi diusung SBY, lawan sekaliber Aburizal Bakrie, Jusuf Kalla, atau Megawati bukanlah lawan sepadan. Para anak muda, ibu-ibu, remaja gadis akan terbuai jika GW berpidato. Bahasa inggrisnya? SBY kalah jauh. Belum lagi kalau GW sudah bernyanyi, main saxophone, piano, gitar, dijamin yang menyaksikannya langsung klepek-klepek.

Hambatan utama justru dari kelompok pendukung Sri Mulyani Indrawati yang ngebet menjadikannya presiden dengan dukungan Washington. Jika kelompok pendukung SMI mampu mencari kelamahan GW mungkin akan sedikit berbeda alur ceritanya. Namun, untuk saat sekarang ini rivalitas GW vs SMI, kemenangan lebih condong GW. Kasus centurygate menjadi ganjalan terbesar SMI. Namun tidak tertutup kemungkinan jika Ani Yudhoyono maju sebagai alternatif lain. Walaupun dalam berbagai kesempatan SBY tidak menghendaki.

Satu hal yang harus jadi perhatian bahwa rakyat tidak boleh lagi "beli kucing dalam karung" layaknya pemilu 2004 lalu. SBY tiba-tiba populer dan rakyat simpati atas pendzaliman TK terhadap SBY. Hingga akhirnya kini rakyat sendiri yang menyesal, ternyata SBY tidak seperti yang dicitrakan di media massa. Rakyat menderita ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun