[caption id="attachment_69954" align="alignnone" width="500" caption="capture from pulitzer.com"][/caption] Ternyata melakukan reportase dari tempat sebuah kejadian kecelakaan tidaklah sesederhana yang saya bayangkan sebelumnya. Saya menjadi teringat tentang seorang fotografer pemenang Pulitzer 1994 bernama Kevin Carter. Bagi anda yang belum tahu, Ia berhasil mengabadikan sebuah gambar seorang anak di Sudan dalam keadaan   kelaparan dan mengenaskan sedang berusaha merangkak menuju "camp" makanan United Nation yang terletak beberapa kilometer jauhnya, sementara disampingnya telah menunggu seekor burung pemakan bangkai dengan posisi menunggu dan siap memangsa. Sampai saat ini tidak pernah diketahui bagaimana nasib si anak dalam foto dan apa yang dilakukan burung pemangsa setelah itu, namun dari berita yang dilansir sang fotografer dipastikan mati bunuh diri 3 bulan kemudian karena depresi. Bukan maksud saya sok menyamakan keadaan, namun apa yang saya rasakan dilapangan saat meliput kejadian tabrakan itu adalah peperangan batin yang begitu kuat antara ingin menolong dan ingin mengabadikan serta merekam kejadian saat itu. Hal yang paling saya ingat  yaitu saat wanita pengendara tersebut keluar dari dalam kendaraan dengan muka seputih kapas dan kemudian terduduk di atas aspal jalan dan mulai tersedu-sedu, insting saya mengatakan bahwa ini adalah moment yang terbaik untuk diabadikan, bila mau dibandingkan apalah arti seonggok mobil  yang hancur disana sini karena kecelakaan yang sering kita dengar dan tonton beritanya hampir tiap saat, namun mengapa tangan ini serasa digandoli beban 100 kg  hanya untuk mengangkat dan membidik moment itu dengan kamera HP yang sudah siap ditangan. Terus terang saat itu saya berjarak kira-kira 3 mobil dibelakang mobil yang mengalami kecelakaan, saya pun sedang melaju dengan kecepatan 90km/jam dan harus menekan pedal rem sedalam-dalamnya untuk menghindari tabrakan beruntun. Bagian demi bagian kejadian itu bagaikan sebuah film yang begitu jelas terekam dalam ingatan saya dan begitu mengerikan apabila membayangkan jikalau saya yang berada di dalam kendaraan tersebut. Dalam kolom komentar ada beberapa kompasianer yang menanyakan dimana foto  Dewi, mahasiswi kedokteran yang mengalami kejadian tersebut? Bisa saya jawab, saya tidak pernah mengambil foto dirinya, mungkin sebagian dari pembaca menilai saya bodoh tidakmengambil momen yang sangat jarang terjadi serta mengharukan tersebut, tapi itulah pilihan saya, kalaupun hal itu sempat terekam oleh kemera  milik saya , saya berjanji akan menghapusnyadari memory card HP saya untuk selama-lamanya. Salam Indra Putra kompasianer  "rookie" yang tidak bisa ngambil foto wanita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H