Mohon tunggu...
indra putra
indra putra Mohon Tunggu... -

Orang kebanyakan yang mencari alasan dan tujuan dirinya diciptakan, yang haus akan ilmu pengetahuan, yang ingin belajar dari orang lain, karena menganggap alam semesta dan isi di dalamnya adalah kitab suci yang wajib untuk dipahami..

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Perang Batin Seorang CJ : Behind the Scene Kecelakaan Mahasiswi di Tol Bintaro

7 Februari 2010   14:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:03 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

[caption id="attachment_69954" align="alignnone" width="500" caption="capture from pulitzer.com"][/caption] Ternyata  melakukan reportase dari tempat sebuah kejadian kecelakaan tidaklah sesederhana yang saya bayangkan sebelumnya. Saya menjadi teringat  tentang seorang  fotografer pemenang Pulitzer 1994 bernama Kevin Carter. Bagi anda yang belum tahu,  Ia berhasil mengabadikan sebuah gambar seorang anak di Sudan dalam keadaan    kelaparan dan mengenaskan sedang  berusaha  merangkak menuju  "camp" makanan United Nation yang terletak  beberapa kilometer jauhnya, sementara disampingnya  telah menunggu seekor burung pemakan bangkai dengan posisi  menunggu dan siap memangsa. Sampai saat ini tidak pernah diketahui bagaimana nasib si anak dalam foto  dan apa yang dilakukan  burung pemangsa  setelah itu,  namun dari berita yang dilansir  sang fotografer dipastikan  mati bunuh diri 3 bulan kemudian karena depresi. Bukan maksud saya sok menyamakan keadaan, namun apa yang saya rasakan dilapangan saat meliput kejadian  tabrakan itu adalah peperangan batin yang begitu kuat antara ingin menolong dan ingin mengabadikan serta merekam  kejadian saat itu. Hal yang paling saya ingat   yaitu  saat wanita pengendara tersebut keluar dari dalam kendaraan dengan muka seputih kapas dan kemudian terduduk di  atas aspal jalan dan mulai tersedu-sedu, insting saya mengatakan bahwa ini adalah moment yang terbaik untuk diabadikan, bila mau dibandingkan apalah  arti seonggok mobil   yang hancur disana sini karena kecelakaan yang sering  kita  dengar dan tonton beritanya hampir tiap saat,  namun mengapa  tangan ini serasa  digandoli beban 100 kg   hanya untuk mengangkat dan membidik moment itu dengan  kamera HP yang sudah siap ditangan. Terus terang saat itu saya berjarak kira-kira 3 mobil dibelakang mobil yang mengalami kecelakaan, saya pun sedang melaju dengan kecepatan 90km/jam dan harus menekan pedal rem sedalam-dalamnya untuk menghindari tabrakan beruntun.  Bagian demi bagian kejadian itu  bagaikan sebuah film yang begitu jelas terekam dalam ingatan saya dan begitu mengerikan apabila  membayangkan jikalau saya yang berada di dalam kendaraan tersebut. Dalam kolom komentar ada beberapa kompasianer yang menanyakan dimana foto   Dewi,  mahasiswi kedokteran yang mengalami kejadian tersebut? Bisa saya jawab,  saya tidak pernah mengambil foto dirinya, mungkin sebagian dari pembaca menilai saya bodoh tidakmengambil momen yang sangat jarang terjadi serta mengharukan tersebut, tapi  itulah pilihan saya,  kalaupun hal itu sempat terekam oleh  kemera   milik saya , saya berjanji akan menghapusnyadari memory card HP saya untuk selama-lamanya. Salam Indra Putra kompasianer   "rookie" yang tidak bisa  ngambil foto wanita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun