Cerita-cerita dalam sinetrontidak muncul tiba-tiba dari langit,cerita itu muncul dari potret kehidupan dari masyarakat kita sendiri, walaupun di sinetron terasa dilebih-lebihkan namun semuacerita dalam “opera sabun”yangdiangkat ke layar televisi merupakan wujud nyata kehidupanmasyarakat indonesia , bisa jadi s hal inijuga yang membuat rating sinetron tersebut menjadi tinggi karena penontonseperti melihat ke dalamcermin kehidupannya.
Patut dicatatsinetronbukan saja dinikmati oleh kaumdengan strata sosialrendah namunterbuktimasyarakat kalangan atasalias orang "gedongan"juga menyukainya, masyarakat dengan bermacam rentang usia mulai anak-anak, bapak-bapak, ibu-ibu, kakek nenekjuga ikut terbius.
KIta ambil satu contoh: sinetron tentang “hantu-hantuan”, timbul karena sebagian besar masyarakat kita masih percaya tentanghal-hal yang berbau mistis, perdukunan dan barang lain yang "Superstitious" semacam ini.
Begitu pula perilaku "Aneh", kaum Jetset yang penuh dengan intrik akibatberlebihan harta benda, diambil dari kehidupan keluarga penguasa –penguasa negri ini.
Tayangan Infotaimendan Reality show yang tidak reality pun muncul karena orang indonesia memang senang “mencampuri “ urusan orang lain.
Satu hal yang menarik adalah Sinetron "Suami-suami takut istri", di kehidupan nyata begitu banyak suami-suami yang menjadi anak-anakmanis sesampainya di rumah, padahal di luar rumah mereka bagaikan"serigala lapar" yang siap memburu wanita-wanitamuda.
Kesimpulannyaadalah apabila kita menjadi sebal dan marah terhadap tayangan sinetron yang tidak mendidik berarti kita marah terhadappola hidup dan potret dari sebagianmasyarakat kita sendiri.
Ada benarnyapernyataandari salah satu mantan Capres kita katanya “kalau mau berubah harus dirubah dulu budayanya “,tapi apa semudah itu ya ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H