Mohon tunggu...
indra putra
indra putra Mohon Tunggu... -

Orang kebanyakan yang mencari alasan dan tujuan dirinya diciptakan, yang haus akan ilmu pengetahuan, yang ingin belajar dari orang lain, karena menganggap alam semesta dan isi di dalamnya adalah kitab suci yang wajib untuk dipahami..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

1000 Buku untuk Tuna Netra : Sebuah Gerakan

19 November 2009   23:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:16 1664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“…..Pada angin yang berbisik dihatimu Mungkin bayangku tak kau hiraukan lagi Namun dalam syair doa-doa ku Namamu masih mewarnai guratannya….” Dalam perjalanan dari kantor malam ini secara tidak sengaja saya mendengar puisi yang begitu indah dilantunkan di salah satu stasiun radio ibukota yang cukup terkenal. Hal yang semakin membuat hati saya tersentuh sekaligus terkagum-kagum yaitu setelah mengetahui bahwa penulisnya adalah seorang tuna netra dan karyanya didedikasikan guna mendukung gerakan 1000 buku untuk orang-orang yang bernasib sama dengannya. Ternyata bagi penyandang tuna netra untuk mendapatkan informasi apalagi menikmati sebuah buku bukanlah hal yang mudah! Pernakah kita bayangkan jika seorang tuna netra ingin membaca sebuah buku yang belum tercetak dalam huruf Braille mereka harus mendatangi yayasan Balai Penerbitan Braille Indonesia (BPBI) dan meminta agar buku tersebut dirubah dalam bentuk Braille book atau audio book. Belum lagi harga bahan baku dan peralatan untuk mencetak tidaklah murah, Harga printer braille dari Norwegia untuk seri 400 sekitar Rp 600 juta dan sekitar Rp 400 juta untk seri 200, sedangkan kertas continuous form yang digunakan untuk mencetak buku dengan ukuran 160 gram berharga, Rp 500.000,00 / dus (isi 1.000 lembar). Braille sendiri adalah sejenis sistem tulisan sentuh (dibaca menggunakan indra peraba . Sistem ini diciptakan oleh seorang Perancis yang bernama Louis Braille (Coupvray, 4 Januari18096 Januari1852). Saat berusia 15 tahun, Braille membuat suatu tulisan tentara untuk memudahkan tentara untuk membaca ketika gelap. Huruf Braille sendiri terdiri dari sel yang mempunyai 6 titik yang terbagi dalam 2 kolom (Wikipedia) Sistem pencetakan buku Braille sangat berbeda dengan buku biasa, satu halaman buku biasa bisa berupa dua atau lebih halaman di buku Braille, misalnya  satu kitab Alquran dalam huruf braile mesti dibuat dalam 30 jilid. Konon harga satu set Al Quran Braile 30 juz bisa mencapai Rp 1 hingga Rp 1,5 juta. Harga yang cukup fantastis! khususnya saya yang kalau disuruh memilih lebih baik dipakai untuk beli baju buat anak istri :p Bandingkan dengan kita yang dikarunia anugrah dua buah mata yang sehat. Bagi yang mempunyai budget terbatas, hanya dengan datang ke toko buku, "searching" buku yang diinginkan , cari tempat duduk di pojokan , dan Tada….nikmati deh tu buku (dengan catatan  bukunya tidakdalam keadaan terbungkus rapat oleh beberapa manajemen  toko buku yang pelit dan tidak mau rugi ! hehe), bahkan yang mempunyai “ uang lebih” bisa langsung menuju kasir dan membawa pulang buku tersebut untuk dinikmati di rumah. Cara kedua mungkin mudah lagi, sambil duduk di depan komputer dengan bantuan om Google atau tante Amazon buku elektronik bisa dengan mudahnya terhidang sesuai dengan tema yang kita inginkan.

Sebenarnya sudah ada teknologi canggih yang mendukung bagi penyandang tuna netra yaitu komputeruntuk yang terdiri dari

1. Software Braille Software yang dapat mengubah huruf Latin menjadi huruf Braille dan sebaliknya

2. Display Braille Layar komputer untuk tuna netra yang dapat memunculkan tekstur.

3. Embosser Braille/Printer Braille dan Kertas Braille Printer ini mencetak titik-titik timbul (emboss) pada kertas untuk membentuk huruf-huruf Braille.

4. Keyboard Braille Tombol-tombol keyboard nya menggunakan huruf Braille

5. Speech synthesizer/Software program suara, yang mengubah tulisan/teks atau aktifitas di layar monitor komputer menjadi suara namun software ini masih terbatas hanya untuk beberapa bahasa asing

Sayangnya peralatan canggih ini juga dipatok dengan harga yang cukup mahal, contohnya, harga software Braille berkisar Rp.2 juta - 6 juta per user, Braille display dan Braille embosser ditawarkan dengan harga Rp.55 jutaan , Graphics printout sekitar Rp.25 juta sedangkan Alat bantu suara berkisar Rp.30 jutaan. (Diambil dari berbagai macam sumber) Adapun cara lain penyandang tuna netra kalau sudah “kebelet”, terpaksa mereka harus mencari orang yang sukarela untuk membacakan bukunya, disinilah letak kesulitannya, adakah orang yang rela dan ikhlas membantu ? Jujur saja, saya pun agak keberatan apabila diminta bantauan seperti ini, pertama saya belum tentu suka buku itu, kedua kalau saya harus membacakan buku setebal seri 7 nya Harry potter dengan bersuara, bisa dihitung berapa lama waktu yang  dihabiskan dan saya berani jamin keesokan harinya mungkin suara saya sudah hilang entah kemana he he. Dari semua yang telah kita ketahui, Bisa dibayangkan proses yang harus mereka lalui begitu panjang dan perjuangan yang harus mereka hadapi hanya untuk menikmati sebuah tulisan!, pertanyaannya adalah dengan cara kita dapat membantu mereka? Memang Tuhan itu maha adil , Ia telah mengetuk hati beberapa relawan untuk membentuk sebuah organisasi non profit bernama Mitra Netra , Sesuai namanya yayasan ini dibentuk sebagai mitra atau sahabat para penyandang cacat tuna netra dalam hal mewadahi pencetakan buku-buku dalam format Braille dan talking book agar tulisan tulisan tersebut bisa dinikmati para tunanetra. Mereka juga menggagas ide gerakan 1000 buku untuk tuna netra. Gerakan ini didukung oleh beberapa penulis lokal, penerbit hingga artis dan pemusik. Melalui kerja sama dengan Voice of Human Rights (VHR) News Center dan Perkumpulan Seni Indonesia (PSI), Mira Netra telah mencetak sebuah antologi puisi karya seorang tuna netra Irwan Dwi Kustanto bersama ibu istri dan anaknya, yang berjudul Angin Pun Berbisik (beberapa puisinya dapat dilihat disini http://kompas.co.id/read/xml/2008/11/20/02134612/puisi-puisi.irwan.dwi.kustanto) dan dari kumpulan puisi ini juga telah diwujudkan dalam sebuah kompilasi musik dan puisi yang diproduseri sekaligus dibawakan duo Endah dan Reza berupa CD "Musikalisasi Puisi Angin Pun Berbisik" yang membuatnya semakin indah. (Klipnya bisa dilihat disini http://anginpunberbisik.blogspot.com/) Walaupun terus terang saya sadar gerakan ini bukan termasuk baru (diawali tahun 2006) Namun diantara kompasianer mungkin ada yang tergerak hatinya untuk menolong atau paling tidak mendukung gerakan ini dengan ikut serta menyumbang sebagian penghasilannya atau dengan cara membeli CD Angin Pun Berbisik (kalau tidak salah harganya Rp.50.000,-), dimana hasil penjualannya akan digunakan untuk membantu biaya pencetakan buku bagi penyandang tuna netra. Cara lain yang dapat di tempuh adalah ikut serta membantu pengetikan buku yang telah disediakan oleh yayasan, yaitu dengan merubah format hard copy (cetakan) atau PDF ke format Doc (MS word) agar dapat ditransfer dengan mudah oleh  software yang dimiliki yayasan menjadi huruf Braille. Mudah-mudahan dari sini kita bisa saling berbagi dan menolong dengan sesama serta dapat memetik hikmah dan pelajaran bagi perjalanan hidup kita ke depan nantinya. Salam. Untuk lebih jelasnya bisa menghubungi Aria Indrawati/ Kabag. Humas Yayasan Mitra Netra Telp. 62 21 7651386, Hp. 081511 478 478Yayasan Mitra Netra Jl Gunung Balong II No. 58 Lebak Bulus III Jakarta Selatan 12440. Atau E-mail: office@mitranetra.or.id atau firdaus@mitranetra.or.id atau humas_ymn@mitranetra.or.id Link http://www.facebook.com/l/73487;endahnrhesa.multiply.com/journal/item/28/Dijual.._CD_MUSIKALISASI_PUISI_untuk_AMAL

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun