IMPLEMENTASI PEDOMAN HIDUP ISLAMI WARGA MUHAMMADIYAH DALAM KEHIDUPAN PRIBADI SEBAGAI SEORANG PERAWAT
Indra Prasetyantoro, Dr Nur Chayati. Skep., Ns, MKep
Prodi Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Perawat sebagai sebuah profesi merupakan sumber daya manusia yang penting di rumah sakit dengan jumlah yang dominan dari seluruh jumlah tenaga kesehatan yang ada, perawat juga merupakan petugas pemberi layanan yang memiliki waktu paling  panjang bersama pasien dan dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, layanan keperawatan sebagai bagian integral dari perawatan kesehatan di rumah sakit memiliki kontribusi yang akan menentukan kualitas dan kuantitas layanan di rumah sakit.
Dalam memberikan pelayanan secara komprehensif perawat seyogyanya memiliki landasan keyakinan yang baik untuk menunjang aktifitas pelayanannya. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) adalah seperangkat nilai dan norma Islami yang bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah untuk menjadi pola bagi tingkah laku warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga tercermin kepribadian Islami menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. PHIWM juga merupakan pedoman untuk menjalani kehidupan dalam lingkup pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, mengelola amal usaha, berbisnis, mengembangkan profesi, berbangsa dan bernegara, melestarikan lingkungan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mengembangkan seni dan budaya yang menunjukkan perilaku uswah hasanah(teladan yang baik)
Sebagai seorang perawat  seyogyanya menerapkan pengetahuan prinsip etik keperawatan yang juga berlandas pada keyakinan agama yang kita anut dalam hal ini Islam. Islam wasatiyah yang merupakan faham dari Muhammadiyah, memiliki nilai yang sejalan dengan prinsip etik perawatan diantaranya:
- Tawassuth yang berarti di jalan tengah yang lurus, bersikap netral dengan mengedepankan Quran dan Sunnah sebagai landasan.
- I'tidal yang berarti berperilaku proporsional dan adil dengan penuh tanggung jawab
- Tasamuh yang berarti mengenali dan menghormati perbedaan dalam semua aspek kehidupan
- Syura yaitu mengedepankan konsultasi dan menyelesaikan masalah dengan musyawarah untuk mencapai kesepakatan
- Islah yang bermakna turut aktif terlibat dalam tindakan yang reformatif dan konstruktif untuk kebaikan bersama
- Qudwah merintis inisiatif mulia dan memimpin umat untuk kesejahteraan bersama
- Muwatonah yaitu mengakui negara bangsa dan menghormati kewarganegaraan
- Tawazun yang berarti memiliki sikap berimbang (seimbang) atau harmoni demi terciptanya keserasian hubungan antar sesama umat manusia dan antara manusia dengan Alloh SWT.
Kedelapan karakteristik Islam Wasatiyah ini sejalan dengan  8 prinsip keperawatan yaitu: otonomi (Autonomy), Berbuat baik (Benefience), keadilan (Justice), tidak merugikan (Non Maleficience), Kejujuran (Veracity), menepati janji (Fidelity), Kerahasiaan (Confidentiality) dan Akuntabilitas (Accountability).
Berdasar karakteristik islam wastiyah dan 8 prinsip etik keperawatan perawat muslim khususnya warga Muhammadiyah diharapkan menjadi seorang role model yang dapat menjadi panutan bagi perawat lain, dan dapat memberikan kontribusi positif dalam mengembangkan layanan keperawatan. Dalam pelayanan perawat muslim khususnya warga Muhammadiyah harus mengedepankan kebutuhan pasien berdasar standar pelayanan yang ada, bersikap caring, berinteraksi dengan pendekatan yang baik, serta menjaga dan menjalankan proses pelayanan dengan professional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H