Mohon tunggu...
Indra Pangestu
Indra Pangestu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Goresan Canting Emas Sang Seniman Batik Banten

26 September 2016   18:46 Diperbarui: 26 September 2016   18:57 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Serang merupakan tempat wisata yang ramai dikunjungi. Teruntuk orang yang suka melihat benda-benda bersejarah, disana kalian bisa melihat peninggalan kerajaan. Rombongan  pejiarah dari berbagaimacam daerah pun sering berkunjung ke masjid Agung Serang sampai ke makam Sultan Ageng Tirtayasa.  Setiap bulan pasti ada saja yang bermain ke Serang.

Jika main kesana, janganlah lupa membelikan buah tangan untuk keluarga di rumah. Ada banyak kenang-kenangan yang kalian bisa beli. Seperti bontot, buah sawo, kripik emping,pecak bandeng, sampai sate bandeng. Semua itu adalah makanan khas Banten. Namun ada satu tempat yang menyediakan oleh-oleh yang indah dan unik. Orang sering menyebutnya Batik Banten.     

Tahun 2009 Batik Banten telah diakui UNESCO.  Ini menjadi salah satu poros sejarah bahwa batik Banten menjadi kebudayaan khas nusantara. Batik banten memiliki sejarah lebih kental dibandingkan batik-batik lain.  Karena perbedaan warna yang lebih soft dan motifnya  diambil dari benda-benda bersejarah.. Motif diambil dari artefak bersejarah. Ini ditemukan oleh arkeolog nasional dan arkeolog  UI . Seperti grabahan, guci dan benda-benda sejarah lainnya.   

Secara teknis di Indonesia memiliki 5 warna yang berbeda. Ini berdasarkan kondisi air yang ada di daerahnya masing-masing. Daerah Banten warnanya cenderung soft karena memiliki air dengan kandungan zat besi yang tinggi. Di daerah Papua warnanya lebih cerah karena mengandung emas dan minyak. Sedangkan Madura memiliiki warna pekat. Sejarah budaya yang tidak menyangka. Sifat-sifat warna banten, abu-abu soft. Cita-cita, kemauan, ide, tempramen itu tinggi. Tapi pembawaan selalu sederhana dan kalem. Masalah filosofi kekayaan kerajaan terbesar di Indonesia.

 Batik Banten kesenian ciri khas yang dibuat oleh seorang pribumi asli Banten. Uke Kurniawan kedua orang tuanya memanggil. Dimulai dari hobby melukis,  Uke kini menjadi seorang seniman yang diakui karyanya di mata dunia. Berawal kecintaan dia terhadap kebudayaan Banten. Uke ingin mencari ciri khas budaya Banten dari aspek Batik.  “Batik tidak boleh  terikat secara agama. Saya orang banten yang tadinya tidak tahu asal-usul Banten pun saya ingin mengetahui lebih lanjut.  Nama filosofi motif yang saya buat diambil dari desa-desa, nama gelar,  nama bangsawan, nama tata ruang di kesultanan Banten. saya tidak mengarang. Desain yang saya buat sesuai dengan karakter yang benar-benar ada. Saya tidak asal mencorat-coret gamabar batik .” ungkap Uke Kurniawan  sebagai seniman Batik Banten.

Bermula pengkajian motif tahun 2002 dari bulan mei- bulan septermber. Sebenarnya Uke  ingin mengetahui jatidiri Banten. Tokoh dan pemerintaahan di Banten ingin daerah Banten punya ciri khas seperti daerah lain. Uke berinisiatif membuat panitia pengemban peneliti Batik Banten. Kemudian Uke membuat dua puluh desain batik. Namun tidak diakui oleh pemerintah Provinsi Banten. Pada akhirnya dia mencoba untuk mematenkan desain tersebut. Tahun 2003, ternyata batik yang pertamakali dipantenkan adalah batik banten. Dari situlah seorang Uke bersemangat untuk mengembangkan batik Banten.  Dulu Batik Banten pernah dikaji di malaysia dan Chicago bersama arkeolog. Tahun 2004  motif mandalika dan batu laya menjadi batik terbiak setelah dikaji oleh 62 negara.. Mereka bersepakat bahwa satu-satunya batik sejarah yang ada di Indonesia adalah batik Banten. Atas inisasi Uke Kurniawan lah hari batik nasional lahir pada tanggal 2 Oktober 2009.     

Uke dulu tidak pernah membayangkan Dengan tangannya yang dingin, dia bisa membentuk motif batik dari benda-benda bersejarah peninggalan kerajaan.  Dialah Uke “Guru Batik Nasional.”  Dia selalu berusaha sendiri.  Dia tidak pernah membayangakn bisa menjadi pembatik. Dimulai dari hobby menggambar dari sejak SD, Uke kecil sering mengikuti lomba- lomba batik. Tapi sayang dia pernah belum mendapatkan kemenangan. Tapi dia terus mencoba dan mencoba. 

 “Semua orang bisa melukis tapi belum tentu bisa membatik. Budaya Indonesia semakin lama semakin menurun. Pemerintah sudah kehilangan lINE. Loyalitas, Integritas dan Nasionalis sudah menghilang terhadap budayanya sendiri. Semoga kedepan budaya Banten sudah bisa kembali ke fitrahnya.”Ungkap pemikiran seniman Uke

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun