Hari itu hari Jum'at, sekitar jam 09.30 WIB si hasan keluar dari studio, siarannya sudah selesai. Dia akan pulang ke rumahnya karena sebentar lagi Jum'atan. Tapi tiba-tiba ada rasa ragu dalam hati si hasan untuk pulang, rumahnya yang sudah dia tempati beberapa tahun lamanya kini menyimpan suasana sepi.
Dengan mengayuh sepeda nya, si hasan teringat akan ibunya yang sudah meninggal beberapa bulan yang lalu. Dia teringat dimana setiap hari jum'at ibunya selalu berpesan kalau hari itu gak usah ke stasiun, istirahat di rumah saja.
Sepeda itu meluncur pelan di jalan yang beraspal mulus, tapi pikiran dan suasana hati si hasan entah kemana. Petaka pun datang, lampu stopan menunjukkan warna merah, tapi sepeda si hasan masih tetap meluncur.... tiba-tiba dari sebelah kanan datang sebuah angkutan kota dengan kecepatan tinggi, si hasan kaget, tapi sudah terlambat.
Brakkk..!! mobil itu menabraknya. Si hasan terlempar beberapa meter dan kepalanya membentur aspal, sepedanya hancur.
Sesaat si hasan merasakan suasana jadi sepi. dia jadi merasa tuli. matanya menatap langit. sekilas bayangan ibu dan bapaknya melintas. tidak lama pandangannya menjadi gelap..gelap..dan gelap. si hasan meninggal dengan baju yang selama ini dibanggakannya, uniform radio.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H