Mohon tunggu...
Indra Media
Indra Media Mohon Tunggu... Guru - Teacher and Educational Consulting

Menulis dan terus berinovasi dalam pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dinamika Guru dan Pengelolaan Sumber Daya Alam

27 Oktober 2024   12:37 Diperbarui: 27 Oktober 2024   12:58 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sepintas judul diatas terlihat bahwa adanya kebutuhan terkait urgensi rencana yang paling utama dalam menyongsong perkembangan zaman. Guru sebagai cikal bakal peradapan manusia, yang selalu berhadapan paling depan berperang dalam mengusir kebodohan harus ditempatkan pada posisi yang mulia. Sekilas melihat sejarah ketika itu setelah Jepang di Bom Atom oleh sekutu di Hiroshima dan Nagasaki, akhirnya Pangeran Hirohito kala itu menanyakan berapa jumlah guru yang ada. Terlepas dari hal ini perlu kita sadari bahwa betapa pentingnya dedikasi guru untuk dapat membuat sebuah kemajuan bangsa. Seiring dengan perkembangan zaman kini Jepang sudah menjadi negara Maju. Hal ini sebagai instrospeksi keberadaan pendidikan kita dimana terlihat dalam sebuah goncangan yang butuh sebuah keberanian kebijakan yang dapat kuat diterjang oleh hantaman dan rintangan.

Kita lihat dimasa Covid 19 melanda dedikasi guru untuk pergi ke sekolah berperang bukan mengusir penjajah secara fisik tetapi berperang untuk mengusir kebodohan. Dimana anak yang tidak bisa membaca harus bisa membaca, dimana anak yang rindu keberadaan sosok yang menghantarkan kepada prestasinya, dimana seorang ayah, ibu untuk bergerak bersama mencapai tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Jangan ditanyakan lagi dedikasinya, secanggih teknologi apapun tidak akan bisa menggantikan seorang Guru. Teknologi hanyalah alat yang pasti tidak memiliki empati dan simpati bahkan tidak bisa mendoakan kebahagiaan muridnya, tetapi dengan hadirnya Guru yang ikhlas, peduli dan berdedikasi akan membuat terangnya dunia bahkan sampai kehidupan diakherat kelak.

Untuk itu berbagai dinamika Guru harus segera diatasi di negara yang besar ini. Kesejahteraan Guru jangan dijadikan sebuah wacana dan wacana saja, meskipun kurikulum pendidikan juga terus berproses dan berproses. Seberapa besar Negara membayar gaji Guru tidak akan bisa membayarnya karena dedikasi tidak akan bisa dibeli dengan angka-angka nominal. Akan tetapi meskipun begitu sepantasnya posisi terdepan prioritas yang utama harus Pendidikan. Kita lihat peristiwa dari penurunan firman Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW pada dasarnya ayat pertama turun adalah Iqro' yang artinya bacalah. Dengan melalui  Malaikat Jibril yang menuntun Nabi Muhammad SAW, akhirnya sampai kini berbagai ilmu pengetahuan lahir dari sebuah peradapan manusia. 

Hari ini proses perekrutan Guru khususnya Sekolah Negeri tengah berlangsung dan sudah tercatat hampir mendekati 1 juta Guru yang diangkat menjadi P3K, akan tetapi berapa banyak juga yang belum berstatus P3K. Harusnya Guru khususnya Guru Negeri tidak perlu ada perbedaan status disamakan saja menjadi satu berstatus Pegawai Negeri Sipil. Sebagai bentuk Negara menghargai dedikasi seorang Guru. Tidak akan berkurang Pendapatan Negara yang besar ini dengan mensejahterakan Guru. Bahkan nantinya akan lebih berkah lagi. Kita lihat masih ada Guru yang belum sejahtera dimana-mana dan itu harus dibutuhkan kepedulian Negara mulai dari tingkat pusat sampai daerah. Bagaimana jika profesi guru tidak lagi diminati karena mungkin tidak bisa diharapkan. Oleh karena itu sebaiknya dalam pengelolaan Sumber Daya Alam yang menghasilkan pendapatan Negara haruslah dimaksimalkan dengan sebaik-baiknya dengan memprioritaskan Pendidikan dan tetap berwawasan lingkungan.

Disaat Negara lain sudah menuju kemajuan kita masih berkutat dengan dinamika Guru itu sendiri. Oleh karena itu semoga dengan seiring perkembangan teknologi, dapatlah disikapi bahwa teknologi hanyalah sebuah alat mempermudah aktivitas saja, tetapi eksistensi seorang guru juga harus diperhatikan. Pengelolaan Sumber Daya Alam juga dapat diselaraskan dengan Pendidikan yang juga ramah lingkungan. Karena eksistensi Lingkungan juga bagian yang tak terpisahkan dari instrumen Pendidikan.

Semoga bermanfaat, Indra, 27 Oktober 2028

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun