"Guru selalu menjadi ujung tombak stabilizer dan filterisasi Peradapan "
Sekilas melihat kembali perjalanan Pendidikan Bangsa yang dapat dikatakan masih berproses sampai saat ini, dapat dikatakan ujung tombak dari suatu Bangsa adalah Sumber Daya Manusia atau insaniyah. Ada cerita dari berbagai sumber sejarah bahwa ketika Jepang di Bom Atom pada Tahun 1945 oleh AS dan sekutunya maka sebagai seorang Kaisar Jepang waktu itu adalah Kaisar Hirohito langsung menanyakan "berapa jumlah guru yang tersisa?".Â
Hal itulah dapat terpikirkan bahwa dengan hadirnya Guru dalam mengambil peran sebagai pembawa perubahan dari sebuah peradapan adalah begitu sangat penting. Pondasi atau sistem pembentukan peradapan dapat dimulai dengan pembentukan sistem pendidikan yang berkelanjutan berbasis pada sinkronisasi kepada tujuan bersama dari sebuah Bangsa yang berproses dari cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa.Â
Dalam perjalanan memang dihadapkan suatu tantangan dan perubahan yang mungkin tidak terpikirkan, akan tetapi dengan kemampuan karunia insaniyah haruslah suatu perubahan dapat diadaptasi sehingga dapat diimplementasikan dalam perjalanan peradapan dan tidak perlu merubah suatu sistem yang telah tertanam baik sebelumnya. Dalam khazanah Fiqh ada suatu kaedah yang dapat digunakan yaitu :
Artinya: "Melestarikan yang lama yang baik dan mengadopsi yang terbaru"
Intinya dalam penerapan Pendidikan Insaniyah yang berkebangsaan dapat diketahui bahwa sistem pendidikan merupakan sistem yang berkelanjutan dan sangat berbeda dari sebuah sistem yang dapat diubah-ubah tanpa pondasi yang kuat. Oleh karena itu ketika menyongsong Era Pendidikan Modern sebagai konsekuensi logis serta sebagai adaptasi perkembangan zaman maka peran Guru selalu menjadi ujung tombak stabilizer dan filterisasi Peradapan. Fungsi yang tidak bisa tergantikan oleh sebuah kecanggihan teknologi apapun dalam berperan penting mentransfer pengetahuan dan pembentuk nilai-nilai karakter secara berkelanjutan dalam mewujudkan Peradapan.Â
Setiap elemen masyarakat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Jika salah satu elemen Bangsa tersebut tidak ada maka bagaimana peradapan dapat terwujud. Dapat kita contohkan ketika tidak adanya "Guru" dalam proses Pendidikan yang berkelanjutan maka Pendidikan tersebut hanya berjalan tanpa arah cahaya.Â