Mohon tunggu...
Indra Maulana
Indra Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berperan bukan Baperan

Tidak ada Impian yang terlalu tinggi, yang ada hanyalah usaha yang terlalu rendah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gerakan Sosial Baru yang Mendorong Terjadinya Perubahan Sosial

21 November 2021   13:50 Diperbarui: 21 November 2021   14:21 1601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berbicara mengenai gerakan sosial untuk perubahan sosial sangatlah krusial terutama dalam kajian isu strategis untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Namun, gerakan sosial bukanlah sebuah proses yang bisa terjadi secara tiba-tiba dalam waktu dekat, dalam kajian perubahan sosial banyak sekali faktor yang melatarbelakangi kejadian tersebut dan banyak aktor yang terlibat secara masif maupun pasif.

Terjadinya perubahan sosial dalam situasi dan kondisi dalam perkembangan sejarah dunia di berbagai negara termasuk indonesia. Pergantian rezim orde baru yang berkuasa semisalnya, dalam gerakan sosial yang dilakukan memerlukan upaya keras dari beberapa kelompok yang menginginkan adanya perubahan sosial di indonesia. Bukan hanya itu, dalam sejarah dunia telah terbuktiproses gerakan sosial sangat memiliki pengaruh yang sangat signifikan bagi sebuah perubahan sosial, seperti contoh dalam kaitannya tentang Revolsi Industri dari berbagai negara yang kemudian melahirkan sebuah ideologi kapitalisme, tapi pada intinya disitu terjadi sebuah proses perubahan sosial melalui sebuah gerakan sosial. (Akbar, 2016)

Untuk dapat memahami peranan gerakan sosial atau mobilitas sosial dalam kerangka studi ini, kita perlu memahami berbagai definisi tentang gerakan sosial. Gerakan sosial sering muncul dan identik dengan masalah politik baik lahir dari kepentingan pribadi ataupun kepentingan kelompok. Gerakan sosial merupakan sebuah bentuk dari kolektivitas orang-orang di dalamnya untuk membawa atau menentang perubahan. Menurut Giddens dalam bukunya menjelaskan konsep gerakan sosial sebagai suatu upaya kolektif untuk mengejar suatu kepentingan bersama atau gerakan yang bertujuan untuk mencapai tujuan bersama melalui tindakan kolektif diluar lingkup lembaga-lembaga yang sudah ada.

Menurut Denny dalam bukunya menjelaskan bahwa ada tiga kondisi yang memungkinkan munculnya berbagai gerakan sosial. Pertama, sifat pemerintah. Kedua, situasi yang mendorong tumbuhnya gerakan sosial. Ketiga, karakter pemimpin. Situasi itulah yang mendorong dan memberikan peluang bagi tumbuh dan berkembangnya gerakan sosial dapat terwujud.

Selain itu dalam perubahan sosial ada beberapa klasifikasi yang di dasarkan pada beberapa kriteria, yaitu: Pertama, menurut bidang perubahan yang di inginkan. Kedua, menurut kualitas perubahan yang di inginkan. Ketiga, menurut target pembaharuan. Keempat, menurut arah perubahan yang di inginkan. Kelima, menurut strategi yang mendasari atau "logika tindakan mereka". Keenam, menurut sejarah perkembangannya. Jadi dalam gerakan perubahan sosial ini, telah membawa pada pemahaman bahwa proses perubahan sosial memang tidak akan dapat dipisahkan dari peran gerakan sosial dan adapula gerakan sosial yang menggunakan strategi hanya melalui kampanye atau aksi simpatik kepada masyarakat luas. (Nanang Martono, 2020).

Dalam wacana global mengenai demokrasi sangatlah kencang di perbincangkan oleh semua kalangan pada abad 20 an. Jika dilihat dari akar gagasan tentang demokrasi di mulai dan tumbuh dari peradaban bangsa yunani kuno. Hanya saja dari beberapa ungkapan mengenai demokrasi belum begitu luas kajiannya, namun pada saat sekarang ini banyak kajian yang mendasari terkait demokrasi itu sendiri. Hal tersebut bisa terealisasi oleh keadaan yang mendasari dari sebuah gerakan sosial yang pada akhirnya bisa menjadi sekarang ini dalam memahami arti dari demokrasi. Demokrasi di indonesia telah mengalami begitu banyak perjalanan panjang yang pada akhirnya bisa kita rasakan nilai dari arti demokrasi yang di landasioleh ideologi pancasila walupun dalam kenyataanya demokrasi di indonesia belum begitu betul- betul terlaksana dengan baik.

Dilihat dari faktor penyebab dari demokrasi bermula dari melemahnya legitimasi pemerintahan rezin orde baru yang dipimpin oleh Soeharto pada awal tahun 1990-an. Disisi lain banyak melemahnya legitimasi dalam ranah lainnya seperti faktor ekonomi, terbukti pada pertengahan tahun 90-an indonesia mengalami krisis ekonomi yang pada akhirnya banyak gerakan masa (sosial) yang dilakukan oleh kalangan aktivis mahasiswa untuk menuntut segala bentuk pertanggungjawaban kepada pemerintah. Puncak dari gerakan sosialuntuk melakukan sebuah perubahan terjadi pada tahun 1998, yang pada akhirnya mengharuskan turunnya presiden Soeharto dikursi jabatan nya sebagai Presiden Republik Indonesia.

Menurut Antonio Gramsci pemikiran politik sangat memiliki pengaruh yang besar sehingga bisa mempengaruhi pendekatan behavioralisme mengenai sosial dan ekonomi. (Akbar, 2016). Terkait peran dari mahasiswa yang sering menjadi aktor perubahan sosial yang terjadi, ada banyak mahasiswa yang turut serta dalam hal demikian. Namun, pengkategorian mahasiswa sebagai lapisan intelektual yang memiliki jiwa pemimpin dan rasa tanggung jawab sosial yang khas sebagai mahasiswa.

Gerakan sosial bukan hanya dalam keadaan yang mengharuskan ada dan hadir secara fisik, namun pada zaman sekarang ini banyak sebuah gerakan masa yang dilakukan oleh masyarakat melalui media sosial. Perkembangan teknologi informasi sekarang membawa pada sebuah perubahan dalam segala kondisi masyarakat, dengan lahirnya media teknologi informasi (media sosial) menjadikan perilaku masyarakat mulai mengalami pergeseran baik dalam hal budaya, etika dan norma yang ada. Dengan kondisi indonesia yang banyak akan suku, ras, budaya akan menjadi faktor penunjang untuk mudahnya perubahan sosial itu ada, di sisi lain masyarakat dari kalangan manapun sekarang telah menggunakan media sosial untuk membentuk suatu pola dala gerakan sosial yang kemudian berubah menjadi perubahan sosial.

Akulturasi budaya dalam sentuhan teknologi informasi merupakan fenomena pendorong bagi suatu perubahan. Kebebasan untuk menyampaikan pendapat seta kritikan menjadi hak proegratif setiap masyarakat untuk hal itu, karena telah tercantum dalam UUD 1945 pengenai hak untuk menyampaikan pendapat. (Hager & Wellein, 2021). Dalam kasus perubahan sosial yang ada, ada beberapa yang menjadikannya status sosial dapat berubah seperti ada dorongan atau faktor dari dalam masyarakat dan dorongan dari luar masyarakat. Seperti halnya dalam bertambahnya jumlah penduduk yang snagat berpengaruh dalamgerakan sosial sehingga menjadi sebuah perubahan sosial, ada juga dalam hal lingkungan yang pada intinya akibat dariulah tangan manusia seperti penebangan pohon yang dapat menyebabkan banjir, longsor dan sebagainya.

Hal demikianlah yang menjadi jalan untuk melakukan gerakan sosial yang pada akhirnya merujuk pada perubahan sosial dan akan berdampak baik atau buruknya pada situasi dan kondisi masyarakat sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun