Contoh kasus seperti yang terjadi di Kawasan Wisata Alam Gunung Marapi ini, faktor kecemburuan dari pendapatan anak Nagari Batu Palano  Kabupaten Agam terhadap Nagari Koto Baru Kabupaten Tanah Datar.
Kasus ini seharusnya tidak bisa dipandang enteng. Gesekan sosial yang terjadi harus dicarikan jalan keluar. Sangat berdampak terhadap citra pariwisata di Sumatera Barat umumnya, khususnya di Kawasan Wisata Alam Gunung Marapi.
Selain dampak sosial, masalah lingkungan harus menjadi perhatian serius terhadap pembukaan Kawasan Wisata Alam. Jangan karena fokus terhadap pertumbuhan dan geliat ekonomi, dampak kerusakan lingkungan terabaikan.Â
Saat ini, pengelolaan sampah masih menjadi masalah utama di gunung Marapi. Perlu dibangun sistem pengelolaan sampah secara keseluruhan di samping adanya penegasan bagi  pengunjung untuk  membawa turun kembali sampahnya. Terlebih sampah anorganik.Â
Kemudian pengelolaan jalur pendakian. Perlu diatur dan ditetapkan area camping, shelter dan lain-lain. Sehingga meminimalisir kerusakan lingkungan. Pembukaan jalur baru yang masih dalam satu kawasan seharusnya dihindari.
Semoga menjadi perhatian semua pihak...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H