Seks,  tentu adalah hal yang tabu untuk dibicarakan. Bahkan di negara maju seperti Jepang sekalipun. Negeri Matahari Terbit ini kelihatannya cukup permisif. Penganut pola pergaulan bebas ala dunia barat. Tapi jangan coba-coba bicara seks atau dunia esek-esek kalau tak mau dicap jelek.  Masyarakat Jepang bagaimanapun juga  masih mempertahankan budaya Timur-nya. Matahari saja masih terbit di Timur. Di Negeri Dewa Matahari ini.
Dunia hiburan malam Jepang menyajikan menu beraneka rupa. Hotel cinta dengan lampu hiasnya yang  mencolok mata. Tersebar di mana-mana seperti udara. Berdiri di lokasi-lokasi yang strategis. Memukau dengan arsitekturnya yang ngejreng di tempat-tempat  yang mudah dijangkau. Bila anda melihat gedung-gedung tingkat dua atau tiga, mirip seperti hostel yang berlampu hias redup-ramai di dekat pintu tol atau juga di dekat stasiun kereta, kemungkinannya hanya ada dua: tempat main pachinko (pin ball) atau juga hotel cinta. Rabu Hoteru, Love Hotel begitu mereka menamainya. Kenapa Hotel Cinta, bukan Hotel Seks. Seperti sudah saya bilang dimuka. Seks adalah hal yang tabu untuk dibicarakan! Tetapi -sepertinya- tidak tabu untuk dilakukan, bukan?
[caption id="attachment_113326" align="aligncenter" width="300" caption="Love Hotel"][/caption] [caption id="attachment_113327" align="aligncenter" width="300" caption="Sebuah Penjara di Hotel Cinta..."][/caption]
Hotel cinta adalah tempat wisata bagi mereka yang sudah berdua untuk menjalin cinta. Yang sendirian dan mau wisata cinta? Lakukanlah diam-diam! Jepang siap menyediakan. Lebih irit. Tapi tak kalah menggairahkan. Pijat erotis? Striptease? Hampir ada di setiap kecamatan.  Atau mau yang lebih tidak boros. Tidak perlu mengeluarkan banyak ongkos, gaya anak kos?  Majalah dan video porno tersedia di mana-mana. Di warung rokok atau convenience store. Ada hampir di tiap gang dan  perempatan jalan. Selalu buka untuk anda selama 24 jam. Sendirian tapi masih ragu? Mau tapi malu. Malu tapi mau. Jangan khawatir. Ada vending mesin. Mesin otomotis penjaja barang erotis siap membantu anda. Dari mulai gambar diam yang seronok atau gambar bergerak dengan pemandangan yang menohok. Atau juga alat bergetar seperti ular. Tinggal masukkin koin saja kok. Nggak repot. Pijat tombolnya.  Maka akan keluar barang seperti ular atau paket berisi gambar-gambar. Jantung boleh berdebar, tapi tangan harus cekatan. Ambil dengan cepat. Langsung sikat. Awas ketahuan teman, bisa gawat. Dosa bisa sama tapi malu bisa lebih berat bila kepergok teman sejawat.
Negeri Sakura adalah toserba untuk wisata cinta, kawan. Kau boleh mencobanya. Tapi tanggung sendiri biaya, dosa dan akibatnya. Saya cuma berbagi cerita. Sharing  pengetahuan tentang budaya saja. Tak lebih. Ukhti Is dan sobatku Daysi Prasetyani boleh marahi  saya karena tulisan saya ini.  Tapi, ini juga ranah pengetahuan, bukan? Sisi gelap, mungkin. Dunia remang-remang. Tapi bukankah karena gelap itu ada, bisa kita nikmati terangnya sinar mentari pagi. Dan dalam keremangan malam, rembulan yang bercadas bisa bersinar jelas bulat di atas.
===============================================================================
Karena itu pulalah Aiko, bagiku sosok wanita yang jelas. Sejelas berkas cahaya purnama lima belas.
Si wanita mualaf itu, yang wajahnya mirip bintang film Yuko Natori. Yang dia sendiri sudah mendahului memperkenalkan diri di malam hari lewat telepon itu.  Dengan suaranya yang pelan dan sopan itu. Menerangkan suatu pesan dan penjelasan yang gamblang. Dialah bidadari kiriman Tuhan untukku. Kau boleh  sebut ini sebagai sesuatu yang berlebihan, kawan. Tapi bagiku ini suatu kewajaran.  Tak ada peristiwa kebetulan kecuali Tuhan sudah dengan perencanaan detailnya.  Photonya di buku journal itu dengan sobatku Deasy itu adalah ayat-ayat Tuhan yang tersirat. Saya membacanya. Tuhan menerangkan, bagi hambaNya yang mau menggunakan akal pikiran . Ada sebuah peluang. Sebuah jalan terang untuk mengucapkan selamat jalan dunia bujangan. Begitu saya menafsirkan.
Dan tiadalah wanita Jepang itu meneleponku kalau Tuhan tidak menggerakan hatinya. Mencari informasi nomor teleponku. Menggerakan jemarinya menekan tombol-tombol di pesawat teleponnya. Menguatkan dirinya untuk berani memperkenalkan diri. Berbicara pelan dan sopan agar aku mengerti. Berterima kasih, sudah bisa berkenalan agar mengundang rasa simpati. Meminta maaf sudah telepon malam-malam, agar diriku ini tahu bahwa ia adalah wanita yang santun dan sopan. Itulah kejelasan untuk lelaki yang berpikir. Saya boleh percaya diri untuk hal ini. Dan kau boleh sebut aku sedang GR. Tapi sorri untuk kali ini akan aku sebut kau iri saja padaku ini.
[caption id="attachment_113371" align="aligncenter" width="300" caption="Natori Yuko : Aku suka artis ini"][/caption]
Kuakui diri ini lagi kasmaran.  Tak kupungkiri sejak aku menjejakkan kaki di negeri ini aku menyukai bintang film Yuko Natori. Dan kini, seorang wanita dengan wajah yang mirip dengannya hadir memperkenalkan diri. Saya bisa mati pingsan, karena rasa kasmaran. Rasanya kau juga pernah merasakan perasaan seperti ini juga, bukan? Mungkin di usia yang jauh lebih muda denganku. Mungkin di usiamu waktu lima belas. Atau barangkali di umur tujuh belas.  Aku merasakannya sekarang ini. Saat ini. Di usia 25. Mungkin kau bilang aku telat. Tidak.. tidak. Tidak ada suatu yang telat kawan.  Tak ada kata telat untuk cinta. Nikmatnya sama saja. Rasa sakit yang berbunga-bunga. Rasa lezat yang  bisa bikin sekarat. Lelaki kuat pun bisa dibuat begitu lemahnya. Tetapi begitu indah. Mendung pun terlihat cerah. Dingin malam Desemberpun terasa hangat saja.
Ah, kawan aku harus atur strategi untuk memulai. Aku tak mau terus dijuluki dan diolok-olok sebagai Bujang Lapuk. Aku mesti unjuk gigi. Menggandeng wanita mualaf yang wajahnya mirip Yuko Natori itu. Membawanya pada acara diskusi PPI. Atau pengajian KMI. Tapi aku tahu tanpa suatu usaha Tuhan tidak akan menolong hambaNya. Tidak apa. Aku sudah siap. Saya tidak bodoh. Bahkan saya sudah punya semangat bushido, agar tidak terus menjomblo. Saya akan bangun pagi-pagi untuk semua rencana ini.
Maaf sekarang saya harus undur diri, mau  bermimpi dengan  Yuko Natori-ku ini. Oyasumi....
Cerita selanjutnya baca link di bawah ini:
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/06/04/sepenggal-kisah-cinta-dari-nagoya-12/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H