Mohon tunggu...
Indra Malela
Indra Malela Mohon Tunggu... -

Pegawai Swasta tinggal di Cikarang, Hobi membaca; menulis untuk iseng saja.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mencintai Kisah Cinta Kita di Kehidupan Ini

11 Desember 2011   23:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:29 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ass.wr.wb.

Salam damai dan salam sejahtera buat teman-teman SAKMA, rekan-rekan SMAKBO dan seluruh civitas kampus kimia ini yang saya cintai.

Pertama, ijinkan saya untuk kembali memperkenalkan diri di sini. Saya alumniangkatan 32 almamater ini. Nama saya Indra Malela. Indra Majnun Laila. Seperti Majnun yang begitu mencintai Laila. Saya juga mencintai kehidupan ini. Saya rasa ini bukan sebuah dosa. Justru bagi saya ini amanah, sebuah titah dari Sang Pencipta, suatu perintah dari Sang Pencinta.

Sungguh betapa pemurahnya Yang Maha Kuasa karena telah menganugrahkan kehidupan kepada kita semua, secara gratis dan cuma-cuma, bahkan tanpa pernah kita minta sebelumnya. Kita hadir di bumi ini,seseoranglahir di dunia ini, saya yakin bukan karena kita minta sewaktu masih sperma atau pernah kita mohon ketika masih sebuah hormon.

Kehidupan ini ada, semua ini terjadi karena Rasa Cinta dari Yang Maha Kuasa. Karena kasih dari Yang Maha Rahim. Karena Kehendak Yang Maha Kuasa untukmencipta kehidupan di dunia ini, dan menjadikan kita manusia sebagai khalifahnya. Untuk mengolah dan menjaganya.Melestarikan dan melanjutkan kehidupan yang ada di dalamnya. Menciptakan keharmonisan antar penghuni. Menebar damai pada sesama. Menyebar cinta, kasih dan sayangpada semua umatnya.

Semua cerita kehidupan di dunia ini pada dasarnya adalah sebuah rangkaian panjang kisah cinta yang real dan nyata. Kisah kasih yang unik dan menarik. Ada yang romantis. Ada juga yang tragis. Ada yang manis. Ada yang narsis.Ada yang necis. Atau mungkin ada pula yang najis dan bahkan ada yang sadis.

Mari tengok cerita kehidupan kita masing-masing ke belakang. Saya yakin kita semua punya beragam pengalaman; kita semua memilikiberaneka macamkenangan. Di sana ada ruang, yang begitu banyak warna dan kaya akan nuansa,perjalanan kehidupan kita. Di sana mungkin ada kegagalan, tapi ada juga pencapaian.Ada kekecewaan. Ada kesuksesan. Ada cinta yang sampai di perkawinan. Ada juga yang putus di tengah jalan. Bahkan ada cinta yang hanya bisa bertepuk sebelah tangan.

Di antara kita mungkin ada yangpernah gagal diterima di perguruan tinggi, atau ditolak lamaran kerja di suatu perusahaan,bangkrut usaha dan lain sebagainya. Mungkin kita kecewa karena kegagalan itu. Tapi kecewa yang dulu itu semestinya kini tiada lagi.Sewajarnya kita tersadar, ternyata kegagalan itu tidak mengurangi apapun juga dari diri kita. Bahkan dengan kegagalan itulah, justru, semakin menambah pengalaman dan pengetahuan kita saja.

Kalau sudah berlalu, jika telah lewat, kegagalan dan kesuksesan sebenarnya suatu hal mirip saja. Gagal dan sukses hanya ukuran pikiran memandang suatu pencapaian. Puas dan kecewapun begitu juga, itu hanya persoalan rasa yang sementara. Seperti rasa manis dan rasa pahit, itu juga hanya pendapat lidah; ketika sesuatu masih dikunyah, di dalam mulut. Ketika semuanya sudah terlarut, sampai di dalam perut, jamu yang pahit bisa seperti madu yang manis. Sama-sama berkhasiat, sama-sama punya manfaat. Semuanya bisa jadi obat, yang bisa membuat tubuh kita sehat dan kuat.

Rekan-rekan sekalian, kita tentu punya masa lalu.Masa kecil kita yang dulu itu. Mungkin sebagian di antara kita dulunya kerdil dan dekil. Kucal dan kumal. Kurus dan kurang terurus. Miskin serta kurang vitamin. Dan mungkin kita juga pernah minder, bahkan tidak percaya diri, dengan kondisi dan kekurangan seperti itu.

Tapi kadang-sering bahkan- pengalaman pahit itulah, yang justru menjadi kenangan yang manis kini. Pengalaman miskin adalah harta yang berharga, karena tak semua orang bisa mengalami dan melewatinya. Karenanya bisa kita saksikan, mengapa Kisah Laskar Pelangi bisa jadi bacaan dan tontonan orang yang laris dan manis. Keadaan miskin atau kondisi kekurangan, bukanlah penghalang bukanlah hambatan bagi seseorang untuk maju. Justru kondisi seperti itu, bisa jadi katalis untuk memotivasi diri.

Bukankah Tuhan juga sengaja menciptakan kita dalam keadaan telanjang, agar kita manusia bisa berikhtiar untuk menutupi sendiri badannya, dengan membuat pakaian.Bukankah kegelapan malam diciptakan, untuk mendorong kita -- manusia, agar berusaha mencari api, menciptakan lampu.

Maka kekurangan-kekurangan itu sesungguhnya adalah sabda alam bagi kita untuk melakukan perbaikan.

Karenanya tak ada guna mengeluhkan kekurangan, tidaklah bijaksana mengutuk keadaan, apalagi menyalahkan lingkungan atau mengkambing-hitamkan orang.

Mari kita berbuat dan bekerja saja.Memulainya dengan membaca bismillah, atas nama Zat Yang Maha Pemurah. Senantiasa mengawali kerja atas dasar cinta, kasih dan sayang. Dengan niat cinta, mudahmudahan semua pekerjaan akan terasa ringan.Dengan rasa cinta,kita bisa berupaya dengan sekuat tenaga agar kerja kita bisa membuahkan hasil yang terbaik; tetapi selalu ikhlas dan lapang menerima apapun hasilnya.

Rekan-rekan sekalian, jika kita belum bisa mengerjakan apa yang kita cintai, maka bersabarlah dan terus belajar untuk mencintai apa yang mesti kita kerjakan.Tapi apabila kita tidak bisa juga mencintai apa yang kita kerjakan, tak ada salahnya kita mencoba mengerjakan sesuatu yang kita cintai. Karena dalam kerja harus ada cinta. Dan dalam cinta mesti ada kerja. Jika cinta hanya kata-kata, dan tanpa tindakan nyata, sepertinya cinta itu bohong saja. Cinta tanpa kerja, cuma akan bersemayam di pelamunan, takkan bisa bersanding di pelaminan. Cinta tanpa kerja adalah barang mentah. Kita mesti melangkah.

Penyair Kahlil Gibran pernah bilang, kerja adalah cinta yang mengejawantah.Tanpa cinta, kerja akan jadi sia-sia. Maka jika kita tiada sanggup bekerja dengan cinta, dan hanya dengan enggan, lebihbaik tinggalkan itu pekerjaan. Sebab bila kita menanak nasi, dengan rasa enggan, nasi itu tidak akan mengenyangkan.Bila dengan muka masam kita perah susu sapi, air susunya bisa jadi basi. Karena itu marilah kita bekerja dengan riang dan hati senang. Lalu menerima apapun hasilnya dengan hati lapang.

Terima kasih.

Indra Malela, Sekolah Menengah Analais Kimia Bogor 10 Desember 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun