Mohon tunggu...
Indra Malela
Indra Malela Mohon Tunggu... -

Pegawai Swasta tinggal di Cikarang, Hobi membaca; menulis untuk iseng saja.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Briptu Norman

23 April 2011   00:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:31 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa penasaran telah membuat kami ingin mengetahuimu, Briptu, lewat media itu. Dan kini semakin banyak saja orangmengenalmu. Karena berita justeru memacu orang menjadi ingin lebih tahu. Tak peduli siapa pun kamu, Briptu. Meskipun hanya seorang Brimob bernama Norman. Walaupun hanya menirukan penampilan seorang Sahruk Khan. Dengan tujuan untuk menghibur seorang teman. Dan karena keisengan seorang rekan yang merekam dan menyebarkannya. Tapi dengan gaya yang sederhana dan gayaapa adanya itu, Briptu telah mampu menghibur dan menjadi buah bibir.

Sebenarnya tak ada yang istimewa, dengan penampilanmu itu, Briptu. Tapi begitulah, dunia maya sering membuat orang terkenal secara tidak disengaja. Oleh sesuatu yang sebenarnya biasa saja. Dunia maya mungkin saja berbahaya bagi Luna Maya. Tapi untukmu Briptu, ternyata justeru bisa malah jadi jalan untuk menjadi kaya. Untuk bisa terkenal biasanya orang perlu mengeluarkan biaya mahal. Tapi ternyatahanya dengan sebuah keisengan sebagai modal, orang pun tetap saja bisa terkenal dengan halal, secara instan ataupun pelan-pelan.

Modal iseng tentu tak dapat dijadikan pedoman, apalagi rumusan untuk menjadi terkenal. Karena bisa saja seseorang menirukan gaya Michael Jakson, misalnya. Lalu rekamannya disebarkan lewat media maya yang sama pun, takkan ada jaminan bisa terkenaljuga sepertimu, Briptu.Perkara hasil dan kejadian kadang masalah kemungkinan. Dari jutaan sperma lahirlah kita. Dari milyaran bintang dan galaksi, kehidupan adanya di planet bumi ini. Selain kita, ada tangan-tangan Tuhan yang bekerja secara diam-diam. Itulah yang saya yakini sebagai nasib, Briptu.

Dan nasib memang punya kesibukan dan kesunyiannya masing-masing. Briptu juga pasti tahu dan sedikit banyaknya sudah merasakan kesibukan dan kesunyian itu. Semuanya datang berpasang-pasangan. Ketika ada yang didapatkan, di sisi lain ada sesuatu yang hilang. Dan ternyata itu sering tidak gratis. Mesti dihargai dan dibeli dengan caranya tersendiri. Kadang dibayar di depan, dibayar kontan ataupun dengan ketengan bayar  di belakang. Toh akhirnya Briptu memilih untuk tetapmenjadi Brimob dan seorang Norman; agar tetap hidup normal dengan nyaman.

Teriring doaku selalu untukmu, Briptu. Semoga kita  baik-baik saja. (Indra Malela, April 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun