Terlihat ada kenaikan harga tanah signifikan bahkan sudah mulai banyak dibangun Villa, beach club, restoran dan akomodasi pendukung. Ini karena investor memahami bahwa arah pengembangan pariwisata mulai bergeser ke arah Barat.Â
# Lahan Pengembangan Di Canggu Masih Tersedia
Seperti yang saya infokan sebelumnya bahwa tahun 2010, Canggu masih di dominasi lahan persawahan. Area Canggu pun masih tergolong sepi karena belum banyak ada bangunan pendukung pariwisata.Â
Perlahan area sawah dan lahan kosong mulai beralih fungsi. Peralihan ini untuk membangun akomodasi dan kegiatan pendukung pariwisata seperti Hotel/penginapan, restoran, cafe, hingga sarana hiburan seperti beach club.
Kondisi di Kuta, Legian dan Seminyak sudah sangat padat serta minim lahan kosong untuk pengembangan. Jika pun ada, harga sewa atau beli sudah sangat mahal. Investor memilih Canggu karena harga lahan masih terjangkau.Â
Pengembangan akomodasi dan sarana wisata seperti resort, hotel, restoran hingga pusat hiburan tentunya membutuhkan lahan luas. Contoh sederhana Atlas Beach Club yang dianggap beach Club yang dianggap terbesar di Asean. Beach Club ini dibuka tahun 2022 diatas tanah seluas 29.000 meter persegi.Â
Lahan tanah seluas ini pasti akan sulit jika dibangun di daerah Kuta, Legian dan Seminyak. Alhasil Canggu yang masih banyak lahan kosong atau lahan sawah masih bisa dialihfungsikan.Â
Wajar jika investor lebih banyak melakukan investasi pembangunan di Canggu. Apalagi jarak Canggu ke Bandara serta Kuta maupun Legian tidak terlalu jauh sehingga kian membuka peluang positif untuk pengembangan pariwisata.Â
# Canggu Menawarkan Paket Lengkap Keindahan Alam
Daya tarik kawasan Canggu karena disini kita bisa melihat keindahan alam persawahan yang kerap berbatasan dengan pesisir pantai. Bayangkan kita bisa menginap di Resort atau Villa yang menawarkan 2 sisi alam dimana satu sisi bisa langsung melihat laut dan disisi lain persawahan yang asri.Â