# Menjaga Kesehatan Mental bagi Diri Mahasiswa
Mahasiswa perlu menjaga kesehatan mental dirinya selama pengerjaan skripsi. Ini penting agar jangan sampai karena tidak siap mental justru mahasiswa memilih menyerah atau melakukan tindakan yang tidak semestinya.Â
Saya merasakan sendiri kesehatan mental terganggu selama jadi mahasiswa akhir. Mudah tersinggung jika ada yang menanyakan progres skripsi, pusing memikirkan SPP di semester berikutnya, mencari bahan referensi hingga memahami maksud bimbingan dosen. Saya pun memilih menghilang selama berbulan-bulan untuk bimbingan dosen.Â
Ketika menyadari kesehatan mental mulai kena, saya melakukan cara khusus untuk mengurangi masalah ini. Berdiskusi dengan teman seangkatan yang mengalami hal sama serta yang sudah lulus.Â
Berdiskusi dengan teman senasib bertujuan agar saling menguatkan. Saya akui peran teman dan orang sekitar sangat penting. Ucapan positif dan mau mendengarkan keluh-kesah cukup membuat hati menjadi lebih tenang.Â
Berdiskusi dengan teman yang sudah lulus duluan menjadi cara saya belajar bagaimana mereka bisa menuntaskan skripsi. Bisa jadi mereka memiliki trik khusus yang bisa saya contoh. Alhasil salah satu masukan berharga agar skripsi tuntas adalah 1 hari minimal 1 halaman.Â
Tidak usah muluk-muluk jika bisa konsisten 1 hari 1 halaman saja maka skripsi bisa kelar dalam waktu cepat. Meskipun tetap harus dilakukan konsultasi tapi setidaknya kita bisa menyelesaikan setengah perjalanan tugas akhir.Â
# Peran Dosen Pembimbing Menjaga Kesehatan Mental Bimbingan
Setiap dosen memiliki karakter berbeda, ada yang keras, ada yang lembut, ada yang mengarahkan dan ada juga yang sok jual mahal. Disini peran dosen sangat besar dalam menjaga kesehatan mental mahasiswa bimbingan.Â
Saya ingat seorang dosen pernah bilang, saya tidak ingin menyusahkan mahasiswa. Karena saya pun berharap tidak ingin disusahkan dalam hidup saya.Â