Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Dilema Bali dalam Bayang-bayang Rabies

3 Juli 2023   22:21 Diperbarui: 5 Juli 2023   02:34 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas memberikan vaksin terhadap anjing peliharaan warga di Buleleng, Provinsi Bali, Senin (11/4/2022). Sumber: Dokumentasi Dinas Pertanian Buleleng via kompas.com

Beberapa saat lalu kita dihebohkan dengan video seorang anak perempuan tengah meronta-ronta di sebuah puskesmas atau rumah sakit. Ia bahkan merasa ketakutan dan histeris ketika diberikan air minum. 

Kondisi ini merupakan gejala seseorang tertular rabies. Dari narasi video dikatakan jika si anak perempuan sempat digigit anjing peliharaannya. Namun pihak keluarga seakan tidak menyadari jika si anak terinfeksi rabies hingga diinformasikan si anak harus meninggal dunia. 

Mendengar dialog dalam video diketahui jika kejadian ini terjadi di Bali. Tidak dipungkiri di Bali banyak terdapat anjing baik yang dipelihara ataupun tumbuh secara liar. Anjing, kucing, kera, kelelawar maupun hewan berdarah panas lainnya dianggap sebagai media penularan virus ini. 

Merujuk pada data dari Nyoman Gede Anom selaku Kepala Dinas Kesehatan Bali menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2023 terdapat 19.035 kasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) yang menimpa masyarakat di Bali. Sebanyak 300 warga dinyatakan positif rabies dan empat orang meninggal dunia.  

Diinformasikan pula bahwa dari 4 orang tersebut 1 korban berasal dari Kabupaten Buleleng, 2 orang dari Kabupaten Jembrana dan 1 orang dari Kabupaten Badung (Sumber Klik Disini). Ini menandakan bahwa Bali tengah dibayangi-bayangi penyebaran rabies.

Setidaknya ada 2 faktor yang membuat hal ini bisa terjadi

Faktor pertama, masih minimnya kesadaran masyarakat akan perawatan hewan peliharaan. Bagi masyarakat pecinta hewan di Bali sudah mulai peduli terhadap kesehatan hewan peliharaan. 

Biasanya terjadi pada masyarakat dengan latar pendidikan baik, memahami betul seputar kesehatan pasti akan melakukan vaksin kepada hewan peliharaan termasuk vaksin rabies. Mereka menempatkan hewan peliharaan sebagai bagian dari keluarga sehingga sangat peduli sehingga tidak ragu untuk mengeluarkan dana demi menjaga kesehatan hewan peliharaan. 

Namun masyarakat di pedesaan cenderung menempatkan anjing sebagai penjaga rumah atau murni sebagai hewan peliharaan. Mengingat harga vaksin hewan cukup menguras kantong serta masih ada anggapan bahwa hewan peliharaan memiliki antibodi bagus untuk menangkal semua penyakit sehingga terkesan cuek. 

Anjing Liar Yang Kerap Ditemukan Di Tempat Wisata di Bali | Sumber IDN Times
Anjing Liar Yang Kerap Ditemukan Di Tempat Wisata di Bali | Sumber IDN Times

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun