Belakangan ini banyak orang tua menyampaikan keluh kesah terkait prosesi kelulusan atau yang kerap disebut wisuda. Uniknya kini prosesi wisuda mulai banyak diterapkan sejak kelulusan TK, SD, SMP hingga SMA.
Keluh kesah muncul karena prosesi wisuda sekolahan mengeluarkan banyak biaya dan terkesan ribet. Bahkan biaya wisuda anak sekolah ada yang menghabiskan hingga ratusan bahkan jutaan rupiah. Mulai untukzzss keperluan busana wisuda, sewa tempat, dokumentasi dan sebagainya.Â
Yang bikin geleng-geleng kepala bahkan ada pihak sekolah mengadakan prosesi wisuda di hotel atau auditorium mewah. Alhasil biaya pun ikut besar sehingga tergolong memberatkan orang tua. Selain itu biaya ini belum termasuk keriwehan anak dan orang tua.Â
Orang tua dan anak ingin tampil maksimal hingga harus berdandan di Salon. Pengalaman adik saya kuliah sarjana, ibu dan adik sudah harus ke salon sejak jam 4 pagi untuk berhias. Ini yang membuat orang tua mulai mengeluhkan agar meniadakan prosesi wisuda untuk kalangan pelajar.Â
Secara personal, saya setuju agar mengembalikan prosesi wisuda untuk level mahasiswa serta menghapus untuk kalangan pelajar/siswa. Setidaknya ada 4 alasan uang mendasari pandangan saya ini.Â
# 1. Wisuda Sebagai Hasil Prosesi Ilmiah
Bagi yang pernah merasakan bangku kuliah pasti paham bahwa untuk bisa di tahap wisuda telah melalui beragam kesulitan mulai menyelesaikan mata kuliah, SKS, hingga harus menyusun karya ilmiah, skripsi, thesis atau disertasiÂ
Proses ini membutuhkan nalar berpikir secara ilmiah bahkan arahan dari dosen pembimbing. Tahap akhir inilah yang kerap membuat mahasiswa stres, kesal atau depresi karena menyusun laporan ilmiah ini tidak bisa selesai dalam hitungan hari.Â
Butuh referensi yang sejalan dengan topik penulisan, mencari isu/topik yang perlu diteliti secara mendalam atau bahkan hingga menghasilkan gagasan/inovasi baru yang berguna bagi dunia akademisi.Â