Saya mendapatkan informasi bahwa beberapa wilayah di Bali khususnya di Bali Selatan (bawah) menjadi bagian dari seismotektonik Indonesia dimana daerah ini dilalui jalur pegunungan Mediteranian serta adanya zona subduksi akibat pertemuan antara Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia.
Artinya ada potensi terjadinya gempa akibat erupsi gunung berapi ataupun tsunami akibat patahan lempeng di laut akibat gempa besar.
Saya menyukai wisata pantai dan pendakian di Bali. Namun jika untuk hal tertentu misalkan ada acara dengan durasi lama atau menginap lebih memilih tempat yang lebih aman seperti jauh dari gunung berapi aktif atau berada di dataran tinggi (tidak terlalu dekat dengan pantai).
Berkaca pada beberapa kejadian gempa besar yang pernah terjadi di Indonesia seperti Tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004 sekitar pukul 08.00 WIB; Tsunami di Palu yang terjadi pada 28 September 2018 sekitar pukul 18.02 WITA; atau Tsunami di Selat Sunda pada 22 Desember 2018 sekitar pukul 22.00 WIB. Bencana alam seperti gempa memang tidak bisa diprediksi dan kerap terjadi disaat kita tengah istirahat atau lengah.
Kita bisa menentukan pilihan tersendiri dimana lokasi yang dianggap lebih aman. Salah satunya pertimbangan yang saya ambil yaitu menghindari lokasi dekat gunung berapi atau terlalu dekat dengan pantai.
***
Bali pun tidak jauh berbeda dengan wilayah lain dimana juga rentan terjadi bencana alam seperti gempa. Mengingat dalam beberapa hari terakhir kerap terjadi gempa pada dini hari serta banyak yang tidak menyadari maka tidak ada salahnya kita mempertimbangkan beberapa hal agar kegiatan wisata tetap aman dan nyaman.
Beberapa hal di atas bisa menjadi pertimbangan khusus agar menjadi preventif jika terjadi gempa. Ketika kita mendapatkan informasi preventif lebih awal setidaknya kita mampu mengamankan diri atau orang terdekat seandainya terjadi gempa.
Semoga Bermanfaat
--HIM--
