Kisah tewasnya seorang mahasiswi yang merupakan anak salah satu kepala daerah di Indonesia membuat saya ikut sedih. Informasi yang beredar tewasnya mahasiswi tersebut diduga dibunuh oleh kenalan dari sosial media yang juga berstatus mahasiswa.
Hidup di tanah rantau bisa dikatakan gampang-gampang sulit. Gampang bagi mereka yang cepat beradaptasi, memiliki jaringan pertemanan luas dan bisa menjaga diri. Sulit bagi mereka yang selama ini dimanjakan dan suka mencari masalah.Â
Teringat kenangan semasa kuliah di Malang. Saat itu saya tinggal di kos yang mayoritas penghuninya adalah mahasiswa. Suatu hari terjadi keributan antar penghuni kos. Yang bikin ngeri, salah satu mahasiswa yang berkonflik menodongkan celurit dan berniat melukai seseorang yang membuatnya kesal.Â
Wuah, saya yang melihatnya saja ngeri. Bersyukur selama di rantau tidak pernah terjadi hal yang mengancam keselamatan. Namun kini ketika akan memasuki tahun ajaran baru. Akan banyak calon mahasiswa baru yang akan pergi merantau menimba ilmu.Â
Ada beberapa hal yang patut dipahami agar kita aman di tanah rantau.Â
# Jangan Ragu Berikan Kontak Darurat Kepada yang Dipercaya
Biasanya banyak perantau memilih menjaga privasi dengan menghindari memberikan kontak darurat kepada orang sekitar. Padahal langkah ini penting jika suatu saat terjadi hal tidak terduga.Â
Ini pernah terjadi pada teman saya. Suatu ketika terjadi insiden saat olahraga di mana hidung teman saya patah dan harus dioperasi. Beruntung ada teman dekatnya memiliki kontak orangtua teman yang cedera ini. Alhasil orangtua dari teman yang cedera bisa datang segera dan menemani selama operasi.Â
Inilah fungsi memberikan kontak darurat bisa kontak orangtua, kakak atau adik, sahabat atau pihak lain yang bisa dihubungi. Kita bisa memberikan kepada orang yang dipercaya seperti pemilik kos/kontrakan, teman kuliah, dosen pembimbing, dan sebagainya.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!