Beberapa hari ke depan akan banyak terlihat aktivitas pemudik balik ke daerah perantauan. Akan banyak kesedihan mulai harus berpisah dengan keluarga di kampung, akan rindu suasana lebaran atau sedih karena isi tabungan sudah menipis.Â
Uniknya tidak sedikit pemudik yang justru mengajak kenalan, kerabat atau tetangga untuk ikut balik ke kota untuk merantau bersama. Tentu ini dapat menjadi masalah sosial khususnya di kota perantauan karena tingginya jumlah warga pendatang setelah lebaran.Â
Sebelum ini terjadi tidak ada salahnya saya berbagi pengalaman dan kisah agar perantau pemula bisa mempertimbangkan kembali niat untuk ke Jakarta. Jangan sampai niat ingin merubah nasib dan perekonomian justru menimbulkan masalah bagi kota yang dituju serta masalah secara personal.Â
# Jakarta / Kota Besar Lebih Kejam Daripada Ibu Tiri
Istilah ini kerap muncul di kalangan perantau yang merasa bahwa kehidupan di Jakarta atau kota besar lainnya sangat kejam. Saya pun setuju dengan istilah tersebut.Â
Jika di kampung, ada seseorang yang mengalami musibah maka akan banyak tetangga datang membantu. Jika kita sakit maka akan banyak kenalan datang menjenguk.Â
Di kota besar banyak masyarakat yang lebih individual, cuek serta tidak mau ribet. Contoh ketika menjadi anak baru di perusahaan pasti banyak hal yang belum diketahui. Ketika bertanya pada senior justru menerima jawaban menohok, Duh maaf aku lagi sibuk. Gak bisa bantu.Â
Ketika ada yang terkena musibah maka kerap muncul stigma, itu masalahmu bukan masalahku. Masalahku juga banyak jadi jangan menambah masalahku lagi, dan sebagainya.
Banyak perantau dari kampung akan kaget dan merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Padahal di kampungnya kebersamaan dan solidaritas sangat kuat tapi di kota besar justru lebih individual.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!